Program Kreativitas Mahasiswa atau yang biasa disebut PKM sedang menjadi topik hangat di kalangan mahasiswa lantaran baru-baru ini dikeluarkannya pengumuman hasil lolos pendanaan bagi beberapa tim PKM pada tanggal 15 Juni 2023 lalu. Pejuang Adikarta yang telah menuangkan ide-ide terbaik mereka di dalam proposal yang telah diajukan berhasil menaikkan kejayaan IPB di tingkat nasional dengan meraih posisi kedua sebagai perguruan tinggi dengan jumlah proposal terbanyak yang berhasil didanai. Hal ini menjadi sebuah kebanggaan tersendiri bagi para civitas akademik IPB yang berhasil menorehkan namanya sebagai Pejuang Adikarta yang lolos ke tahap pendanaan, selangkah lebih dekat menuju Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) 2023.
Prestasi yang gemilang ini bukan hanya menjadi kebanggan bagi mereka yang berjuang. Di sisi lain, hal ini menjadi momen bagi para pejuang PKM di tahun berikutnya untuk menelusuri langkah tepat agar proposal yang nantinya akan diajukan dapat lolos ke tahap pendanaan, bahkan hingga dapat meraih medali emas di ajang PIMNAS. Salah satu Pejuang Adikarta yang lolos ke tahap pendanaan, Neng Risviana Anggun Cantika, membagikan kisahnya mengenai pengalamannya dalam PKM yang sudah diikutinya dalam beberapa waktu terakhir. Menjadi salah satu anggota yang berkesempatan mengikuti PKM dalam dua tahun terakhir secara berturut-turut, menjadikan Anggun memiliki pengalaman yang cukup banyak untuk melanjutkannya pada tahun ketiga ini. Pada tahun ini, Anggun menekuni bidang Riset Eksakta (PKM-RE) yang masih berkesinambungan dengan program studi yang ditempuh sehingga nantinya hal ini dapat dijadikan pembelajaran serta sekaligus untuk konversi tugas akhir.
Sebelum terjun ke dunia PKM, perlu dianalisis terlebih dahulu pola seleksi PKM dari tahun ke tahun sebab kompetisi ini umumnya bersifat dinamis seiring berjalannya waktu. Berdasarkan pengalamannya selama tiga tahun berturut-turut berkecimpung di dunia PKM, Anggun menjelaskan bahwa terdapat beberapa perbedaan pada PKM tahun-tahun sebelumnya dengan tahun ini.
“Yang pertama, di tahun ini cabang dalam bidang yang dapat diambil makin banyak. Kedua, dilihat dari sudut pendanaan yang semakin fluktuatif, dari segi dana yang dapat diajukan dan dana yang dapat diterima. Ketiga, tahun ini seleksinya lebih ketat serta harus ada output yang mana setiap bidang diharuskan memiliki media sosial dan adsense untuk semua bidang PKM tanpa terkecuali,” tuturnya.
Selain menceritakan hal umum tentang PKM itu sendiri, Anggun juga berbagi kisah mengenai perjuangannya dari awal tahap PKM hingga sampai lolos tahap pendanaan. Semua dimulai dengan mencari ide serta menyederhanakannya menjadi hal yang dapat diterima dengan mudah oleh masyarakat kemudian dicari keistimewaannya.
“Selain itu, diperlukannya komitmen antar anggota tim, serta pemilihan anggota tim yang benar-benar memiliki keahlian dalam bidangnya masing-masing,” ucap Anggun.
Sebagai peserta PKM selama tiga tahun berturut-turut, Anggun berpendapat bahwa PKM ini dapat dijadikan wadah untuk menggali potensi yang ada untuk kemudian digali dan dijadikan sebuah ide, serta langkah yang tidak kalah penting yaitu konsultasi bersama dosen pendamping.
Guna membersamai PKM yang semakin ketat dari berbagai aspek pada tahun ini, diperlukan strategi yang tepat untuk membantu berjalannya proses agar lebih terstruktur. Menurut Anggun, strategi yang paling utama yaitu mengikuti alur dari PKM Center IPB yang telah dibentuk karena didalamnya terdapat hal-hal yang tentunya sangat berguna bagi keberlangsungan proses penyusunan program, terlebih lagi tim PKM Center IPB tersusun atas para ahli yang memiliki pengalaman dan pengetahuan mendalam seputar PKM dari tahun ke tahun.
“Selain itu, perlu meluangkan waktu untuk berkumpul bersama tim secara rutin untuk membahas kemajuan dari proyek yang dikerjakan dan mendengarkan pendapat dari tiga sudut pandang yaitu rekan tim, reviewer, dan dosen untuk kemudian dicari yang terbaik,” ujar Anggun.
Anggun juga memberikan tips dan trik untuk pejuang PKM di tahun-tahun yang akan datang agar dapat lolos menuju tahap pendanaan dan seterusnya, antara lain ialah mencari ide yang relevan dengan keahlian dan yang dibutuhkan untuk lingkungan sekitar serta mencari anggota yang ahli atau memiliki ketertarikan tinggi di bidang PKM yang ditekuni.
“Dalam penyusunan proposal jangan bosan untuk melakukan revisi, jangan malu untuk bertanya kepada co-fasilitator atau dosen pembimbing, harus selalu berkomunikasi baik kepada setiap anggota kelompok PKM, co-fasilitator, maupun dosen pembimbing. Selain itu, komitmen dan semangat adalah yang terpenting, hal ini harus terus dijaga dari awal hingga akhir,” tutupnya.
Reporter: Haidar Ramdhani, Berlianda Rahmawati, Ananda Azaria Khairunnisa
Editor: Rosita
Tambahkan Komentar