Akun Instagram @bemkmipb baru saja mengunggah postingan yang menampilkan Presiden Mahasiswa dan Wakil Presiden Mahasiswa BP KM IPB periode 2022/2023 pada Jumat (05/03). Hal menarik dalam postingan tersebut adalah berubahnya nama BEM KM IPB menjadi BP KM IPB.
Apa sebenarnya BP KM IPB ini? Mengapa namanya bukan lagi BEM KM IPB? Lantas, apa yang sebenarnya terjadi pada BEM KM? Mengapa lama tidak terdengar kabar seakan tidak diketahui kapan keberlanjutannya lalu tiba-tiba berganti nama?
Koran Kampus IPB berkesempatan untuk mewawancarai Imaduddin Abdurrahman selaku Presiden Mahasiswa pada (02/03) yang kini telah dilantik secara resmi.
Transformasi KM IPB
Menurut penuturan Rahman, Direktorat Kemahasiswaan (Ditmawa) IPB University ingin melakukan transformasi di struktur pusat KM IPB. Hal ini disebabkan oleh sistem yang tidak relevan dengan perkembangan zaman sekarang.
Ditmawa juga ingin menjadikan IPB sebagai trend center di antara kampus-kampus nasional lainnya. Dari situlah, Ditmawa menginginkan perubahan baik dari nama, komisi hingga struktur, yang pada akhirnya menyebabkan pelaksanakaan organisasi mahasiswa pusat IPB mengalami perubahan.
Struktur Baru
Terkait transformasi tersebut, secara nama dalam nomenklatur SK Rektor, BEM KM sendiri berganti menjadi BP KM IPB (Badan Pengurus Keluarga Mahasiswa Insitut Pertanian Bogor). Mengikuti hal itu, Ketua BEM KM pun berubah menjadi Ketua BP KM. Akan tetapi, menurut Rahman, dirinya akan tetap menggunakan nama Presiden Mahasiswa saat mewakili IPB dalam ranah nasional.
Ajang-ajang besar tahunan BEM sebelumnya pun nantinya akan dipegang oleh sebuah badan khusus yang secara nomenklatur dalam SK Rektor bernama Badan Semi Otonom Olahraga dan Seni (BSO OS). Badan ini sendiri akan bergerak dalam bidang olahraga dan seni dengan salah satu fungsinya ialah melaksanakan event besar di kampus seperti OMI, IAC, Genus, Papresi, dan lain sebagainya.
BSO sendiri hanya memiliki garis koordinasi kepada BP KM. Terkait komunikasi dan bagaimana event tersebut dilangsungkan, BSO OS akan menyampaikannya secara langsung ke Ditmawa. Sehingga, dengan demikian, ajang-ajang besar tahunan IPB tidak lagi langsung dibawahi oleh BEM KM IPB yang saat ini telah berganti menjadi BP KM IPB.
Selain itu, DPM sendiri akan dipecah menjadi tiga berdasarkan fungsi-fungsinya, yakni Komisi Pemilihan Umum Mahasiswa (KPUM IPB), Komite Audit Mahasiswa (KAM IPB), dan Komite Pengawas Keluarga Mahasiswa (KP KM IPB).
Namun, struktur yang barangkali paling “baru” adalah Kongres Keluarga Mahasiswa (KONGRES KM) yang secara nomenklatur menggantikan Majelis Permusyawaratan Mahasiswa (MPM). KONGRES KM ini nantinya berfungsi khusus memilih Presiden Mahasiswa mendatang.
Kongres yang merupakan buah pemikiran Ditmawa ini mengusung konsep adanya perwakilan dari tiap angkatan maupun departemen. Kongres ini dibentuk lantaran drastisnya penurunan partisipasi KM IPB terkait pemilihan Presiden Mahasiswa.
“Tapi, ini masih simpang-siur, ya,” ungkap Rahman, sebab panduan KONGRES KM sendiri akan dibuat terlebih dahulu. “Tapi intinya adalah ada kemungkinan besar pemilihan Presma tahun depan bakal berubah kalau misalkan nggak ada gerakan dari mahasiswa,” lanjutnya.
Open Recruitment dan Visi BP KM IPB
Rahman menuturkan bahwa open recruitment pasti akan diadakan. Namun, karena saat ini merupakan masa transisi, akan ada perombakan dalam hal struktur, mekanisme, maupun program kerja. Hal ini pun berkaitan dengan cita-cita Ditmawa yang ingin memaksimalkan potensi mahasiswa terutama di bidang non akademik seperti talenta seni, pekan olahraga, dan lain sebagainya.
Mengenai kementerian apa saja yang akan diusung oleh BP KM sendiri nantinya, Rahman menjawab akan dikabarkan secepatnya.
Kendati demikian, saat ini adalah masa pertengahan yang berarti bahwa mayoritas mahasiswa telah bergabung dalam kegiatan lain baik organisasi maupun magang. Pembukaan open recuritment di tengah periode merupakan salah satu tantangan yang Rahman akui. Namun, Rahman tetap berharap open recruitment nanti tetap ramai oleh mahasiswa yang ingin mendaftar.
Dalam menjalankan BP KM sendiri, Rahman beserta wakilnya, Muhammad Akhyarus Sholih memiliki visi untuk tetap memberikan dampak nyata kepada KM IPB di tengah masa transisi.
“Jadi, sebisa mungkin ada hal yang teman-teman rasakan. Oh, BEM KM masih ada, BEM KM masih eksis, BEM KM masih hadir di tengah-tengah KM IPB dan memberikan dampak nyata ke mereka,” demikianlah harapan Rahman dan Akhyar yang keduanya sampaikan kala pemira.
Selain itu, keduanya juga ingin mengembalikan marwah BEM KM (kini menjadi BP KM) kembali kepada mahasiswa. Supaya jika ada yang bertanya apakah BEM KM dibutuhkan atau tidak, “Gue pingin bilang dengan lantang bahwasanya BEM KM masih diperlukan,” ucap Rahman. Pelayanan, pengabdian, dan pengembangan juga harapannya masih menjadi fungsi yang tidak terpisahkan.
Sistem kerja yang transformatif pun dinyatakan Rahman perlu dibangun ke depannya di masa transisi yang akan membutuhkan banyak perombakan dan penyesuaian ini. “Sehingga teman-teman yang sering bilang Ormawa itu kolot, nggak bisa ngikutin perkembangan zaman, itu nggak kembali hadir narasinya,” itulah harapan Rahman serta Akhyar.
Apa yang Sebenarnya Terjadi Saat Lama Tak Ada Kabar?
Berdasarkan penuturan Rahman, apa yang terlihat dari luar seakan BEM KM IPB “mati”, tanpa kabar dan kejelasan apa pun, sebenarnya merupakan proses panjang tarik-ulur dengan Ditmawa.
Dari mulai tak satupun paslon diakui sebagai pemenang pemira kendati hasil pemira yang sah telah diumumkan hingga mencoba berbincang dengan stakeholder terkait. Rahman pun menuturkan bahwa sejatinya, tahun lalu memiliki kondisi serupa bahwa Ditmawa memiliki pemikiran lain terkait BEM KM IPB University. Namun, Presiden Mahasiswa tetap dilantik lantaran masih banyak partisipasi KM IPB dalam memilih.
Walaupun saat itu belum ada kejelasan dengan pihak Ditmawa, Rahman mengatakan bahwa dirinya tetap menggerakkan unggahan mengenai feed Instagram pembayaran UKT meskipun contact person saat itu juga bukanlah mereka. Hal serupa juga terjadi pada timsus pergerakan. Sehingga meskipun belum resmi siapa presma dan wapresma lantaran belum dilantik, gerakan tetap ada.
Mengenai perubahan-perubahan yang telah diulas di atas, Rahman menyetujui bahwa perlu ada sosialisasi maupun penyesuaian terkait kondisi baru ini. Namun, nama Instagram tetaplah @bemkmipb mengingat secara branding dan eksistensi, KM IPB lebih mengenal BEM dibandingkan BP KM.
Sumber gambar : BEM KM
***
Reporter: Shintia Rahma Islamiati, Daffa Fakhi, dan Fida Zalfa Lathifah Yasmin
Fotografer: Daffa Fakhi
Editor: Shintia Rahma Islamiati
Tambahkan Komentar