Metamorfosis Babakan Raya (Bara)

Jalan Babakan Raya ramai oleh lalu lalang pejalan kaki dan kendaraan bermotor.
Foto oleh Aisya IWS/KKIPB
Pada tahun 1990-an, struktur mata pencaharian masyarakat Babakan Raya Dramaga berbeda dengan keadaan pada saat ini yakni bertani, berdagang dan buruh bangunan. Pertanian merupakan mata pencaharian yang banyak dilakukan oleh masyarakat Babakan Raya Dramaga. Selain bidang pertanian, perdagangan menjadi sumber mata pencaharian. Mereka berdagang dirumah sendiri, berkeliling kampung dan di pasar-pasar yang terdekat.

Babakan Raya Dramaga dahulu merupakan hamparan rawa-rawa dan hutan. Rumah warga belum sepadat seperti sekarang ini. Masyarakat sekitar mengenal Babakan Raya Dramaga dahulu sebagai Babakan Rawa. “Disini mah neng rumah begini dempet-dempetan ngga ada, rumah the pajauh-jauh (berjauh-jauhan). Terus dulu teh disini tuh banyak rawa, sawah sama pohon – pohon besar aja makanya dulu mah disini bukan Babakan Raya namanya tapi Babakan Rawa” ujar Pak Edi salah satu penjaga ruko sayuran di Bara.

“Tapi sekarang beda, sekarang bara kayak ada 3 fase, dan tiap pagi-sore-malem itu beda-beda suasananya” bapak Edi menambahkan. Selayaknya frase diatas benar adanya bila dikatakan bahwa bara mempunyai 3 fase yang berbeda pada setiap replikanya, kehidupan bara di pagi hari, lalu dilanjutkan di siang hari hingga di malam tiba memiliki sudut pandang yang berbeda pula.

Erma Fatima dan Pristi Sukmasetya

Redaksi Koran Kampus

Redaksi Koran Kampus

Lembaga Pers Mahasiswa
Institut Pertanian Bogor

Tambahkan Komentar

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.