EXPOSE 2023: Pentingnya Melestarikan Ruang Terbuka Biru

Mahasiswa Arsitektur Lanskap angkatan 57 menggelar acara EXPOSE 2023 yang bertemakan “Green Campus, Water Friendly Campus”. Acara ini digelar pada tanggal 30 Mei 2023 di Auditorium Toyib Hadiwijaya, Fakultas Pertanian IPB University. EXPOSE merupakan acara seminar tahunan mata kuliah pengelolaan lanskap yang membahas isu yang berkaitan dengan pengelolaan lanskap, khususnya tentang Ruang Terbuka Biru (RTB) dan Ruang Terbuka Hijau (RTH).

Tahun ini, mahasiswa Arsitektur Lanskap mengkaji Ruang Terbuka Biru yang ada di sekitar kampus dan di dalam kampus, yang kemudian hasilnya disampaikan di depan stakeholders, mahasiswa IPB University dan Universitas Samudra, serta para dosen pada acara EXPOSE 2023. Hasil tersebut diharapkan dapat membantu para pengelola RTB sehingga permasalahan yang ada dapat terselesaikan ataupun dicegah.

Menurut Koordinator Mata Kuliah Pengelolaan Lanskap, Prof. Dr. Ir. Hadi Susilo Arifin, MS., air adalah sumber kehidupan sehingga penting untuk dimaknai oleh mahasiswa.

“Kami ingin memberi pemahaman kepada mahasiswa betapa ekosistem perairan ini penting untuk kehidupan manusia, bukan semata-mata produksinya secara fisik, tetapi air juga bisa melestarikan keanekaragaman hayati pertanian baik di darat maupun perairan. Jadi ekosistem akuatik ini juga dapat dijadikan cerminan indikator hayati,” ujar Prof Hadi pada sesi pembukaan acara.

Foto by Adinda Fauziah Azzahra

Penelitian dilakukan selama 7 minggu di 5 RTB yang berbeda, yaitu Danau LSI, Danau SDGs, Telaga Inspirasi, Situ Burung, dan Situ Gede. Kajian yang diberi judul “Strategi pengelolaan ruang terbuka biru di sekitar kampus dalam study case water friendly campus” tersebut memuat 3 rekomendasi yang disajikan ke dalam 4 produk hasil praktikum yaitu Video, PowerPoint, Makalah, dan Poster.

Hasil penelitian dipresentasikan oleh Fauzan Kamaluddin Syah, salah satu mahasiswa Arsitektur Lanskap angkatan 57. Terdapat tiga permasalahan utama yang ditemukan dalam penelitian tersebut yaitu, masalah sampah dan sedimentasi, pemanfaatan dan pengelolaan yang kurang dari masyarakat, serta kendala spesifik yang dialami oleh masing-masing Ruang Terbuka Biru. Menurut Fauzan, penting bagi masyarakat untuk memastikan bahwa Ruang Terbuka Biru memiliki kapasitas penampungan air yang optimal.

“Strategi yang kami pikir tepat dalam hal ini adalah bagaimana kita secara rutin mengukur ketinggian air secara terpadu,” ujar Fauzan.

Fauzan juga berpendapat bahwa peristiwa seperti sedimentasi dapat mempengaruhi suplai air.

“Oleh karena itu, upaya yang perlu kita lakukan adalah pengerukan. Kita perlu untuk mengeruk Ruang Terbuka Biru minimal 1 tahun sekali atau 2 tahun sekali yang tentunya pertimbangan ini dicapai ketika kita melakukan pengukuran dari sedimentasi secara rutin,” ujar Fauzan.

Masalah kedua yang dibahas oleh Fauzan adalah terkait dengan pengelolaan sampah dan limbah. Fauzan berpendapat bahwa jika suatu RTB tidak memiliki sampah dan limbah, maka kita dapat mengembangkan apapun disitu.

“Ada dua treatment yang perlu dilakukan, yang pertama untuk sampah padat dan limbah,” ujar Fauzan.

Permasalahan terakhir yang ditemukan adalah terkait dengan pengelolaan pemanfaatan oleh masyarakat, yaitu pemanfaatan sehari-hari dan pengembangan yang bernilai produktif.

“Ada perbedaan karakteristik antara danau dalam kampus dan luar kampus. Danau dalam kampus air harus dikonservasi, sehingga tidak diperbolehkan untuk mengintervensi badan air. Sementara RTB di luar kampus kami menilainya sebagai semi-konservasi, ada upaya perlindungan tapi kita boleh memanfaatkannya dengan batas tertentu. Hal ini sangat cocok untuk pengembangan wisata,” ujar Fauzan. 

Foto by Adinda Fauziah Azzahra

Adanya acara EXPOSE 2023 ini tidak lepas dari proses yang panjang dan para pihak yang terlibat. Menurut Ketua Pelaksana, Rahmadilla Putri Antoni, pada minggu ke-7 penelitian sudah dibentuk berbagai divisi yang menunjang keberhasilan acara.

“Prosesnya ada inventarisasi, jadi setiap tapak itu kita terjun ke lapang kita melihat langsung kondisi dan masalahnya seperti apa, wawancara kepada pihak pengelola dan pengunjung juga terkait saran yang dapat digali. Setelah itu kita juga melakukan analisis dan sintesis, kemudian kita susun rekomendasi-rekomendasi yang ada,” ujar Rahmadilla.

“Harapannya untuk EXPOSE tahun kedepannya, stakeholder atau pihak pengelola benar-benar bisa datang ke IPB untuk berdiskusi dengan mahasiswa,” tutupnya.

Reporter:  Annastasha Diandra Putri

Fotografer Adinda Fauziah Azzahra

Editor: Shintia Rahma Islamiati

 

Avatar

Annastasha Diandra Putri

Tambahkan Komentar

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.