Farewell Party PKU Tuai Banyak Kritikan, Panitia Lestari Buka Suara

Pada hari Selasa (23/05) lalu, beredar cuitan keluh kesah dari beberapa mahasiswa yang menyudutkan event perpisahan atau farewell party mahasiswa PKU IPB di akun Twitter @ipb_menfess. Acara farewell party tersebut bertajuk “Lepas Sua, Tercipta Memori”  atau disingkat Lestari.

“Ini beneran, gua sama sekali nggak bohong. Gua sampe nangis-nangis pas banyak hal yang harus dibeli, serba ancaman denda, akun ig hilang, danusan, paid promote, dll. Sama sekali nggak ada hubungannya sama panit yang rame itu. Ini kisah nyata beneran, sama sekali bukan marketing yang dibicarain, bukan p word apalah itu. Mana ada gua niat banget buat marketing yang ada pengen keluar dari panit ini. Clue: acaranya bentar lagi dan publikasinya nggak jelas,” bunyi cuitan tersebut.

“Ini riil banget sih, acara full dari pagi sampai malem trus gak ada konsum juga. Mentang-mentang acara S* ancemannya gak bisa convert sks padahal acaranya keliatan gak mateng dan kurang banget. Kasian panitianya punten. Mahasiswa kok dipekerjakan kayak buruh,” bunyi cuitan lainnya.

Cuitan tersebut sukses tuai banyak komentar lainnya  dari sebagian mahasiswa terlebih mahasiswa PKU itu sendiri.

“Gue tau sih ini panit apa, temen-temen gue juga jadi pada kapok kepanitiaan padahal ya emang kebetulan aja dia dapat panit yang nggak sehat, gws deh,” tulis akun @buk*********ss

“Wah kemarin gue ketolak sih wkwk, semangat nderr,” tutur akun @pa*********is

Kritikan tersebut merupakan sebagian kecil dari kritikan yang dilontarkan, bahkan sebagian besar komentar menunjukkan sikap kontra terhadap acara tersebut. Kritikan-kritikan itu menggiring opini bahwa kegiatan farewell party PKU memberatkan sebagian mahasiswa, baik bagi panitia atau peserta karena dipaksakan untuk berkontribusi dan berpartisipasi secara totalitas pada acara tersebut. 

Hafidz, selaku panitia Lestari menyangkal beberapa kritikan tersebut. Menurutnya, kebijakan terkait paid promote dan memberikan denda ketika panitia telat posting memang benar adanya, namun terkait informasi akun hilang dan lain sebagainya masih menjadi sebuah isu yang belum ada konfirmasinya kepada pihak panitia. Lagipula identitasnya tidak ketahui siapa yang mempostingnya di akun ipb menfess. Entah itu panitianya sendiri atau bukan. 

Fotografer : Dwiratih Ratna D

Howard, selaku ketua pelaksana Lestari juga turut angkat bicara. Menurutnya, panitia Lestari selalu menerima segala kritikan dan seluruh panitia sudah berusaha semaksimal mungkin dalam merancang farewell party tersebut.

“Kami menerima semua kritikan seperti yang aku sampaikan di sambutan tadi dan aku juga menerima semua masukan juga. Posisi kami selaku panitia kuat-kuatan aja. Kita waktu cuma sekali setahun kan penyelenggaraan acara. Kita sudah berusaha dengan maksimal, namun isu gitu kan misalnya yang sudah tersebar di menfess, kerja keras teman-teman panitia sampai menuju hari-h kan turun motivasinya dan respon teman-teman kami, aku juga meresponnya tuh dan tentu tugasku sebagai ketua aku memotivasi lagi,” ujar Howard.

“Kita nggak usah terpancing dengan apa yang ada disitu. Kalau ada saran seperti itu selama masih bisa kita benahi, kita benahi,” tambahnya.

Disisi lain, peserta yang datang ke acara tersebut memberikan dukungan positif dan menikmati acara tersebut.

“Ketika membaca berita-berita yang beredar tentang acara ini aku terlalu termakan informasi yang beredar, padahal faktanya acara ini tidak seburuk itu,” tutur Al***a.

“Acaranya seru-seru aja, kalau suara-suara di twitter terlalu berlebihan aja. Ternyata nggak seburuk yang dikira meskipun acaranya padat dan aku harus ngimbangin sama tugas-tugas yang aku punya, belum lagi esok harinya ada kuis dan juga uprak,” ujar A**da.

Sebagai ketua pelaksana Lestari, Howard menyampaikan harapan untuk kegiatan ini kedepannya, “Harapan kami kedepannya, tentang farewell party PKU, kalau kita kan 59, berarti untuk angkatan 60, mulailah dengan menginternalisasi teman-teman internalnya dari panitia dulu. Kita kuatkan panitianya, setelah itu baru kita show diri kita ke luarnya. Setelah show kita beri terbaik, kita tuntaskan apapun masalahnya.”

 

***

Reporter : Rosita

Fotografer : Dwiratih Ratna D

Editor : Shintia Rahma Islamiati

Tambahkan Komentar

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.