Selang setahun, Koran Kampus IPB University kembali mengadakan Korpus Talkshow untuk kedua kalinya melalui platform Zoom Meeting dan live stream YouTube. Sabtu (18/9), Korpus Talkshow 2021 hadir dengan tema “Mengulik Digital Marketing dari Isu Sampai Potensi Cuan” yang dibawakan oleh Muhammad Majid Firman Siregar, S.E. Beliau lulusan IPB University yang menjadi Managing Director di PT Ezaka Kreasi Indonesia.
Seiring dengan adanya pandemi Covid-19 dan perkembangan teknologi, traffic berbelanja secara daring semakin meningkat. Alasan itulah yang menjadikan digital marketing marak diperbincangkan dewasa ini. Berangkat dari ide tersebut, Kak Majid memaparkan lebih jauh tentang digital marketing selama 26 menit berikutnya.
Menurut Datareportal per Februari 2021, terdapat 202,6 juta jiwa pengguna internet di Indonesia. Angka tersebut menunjukkan betapa besarnya potensi menarik pembeli melalui digital marketing. Selain itu, Web Economic Forum juga menempatkan digital marketer di urutan keempat growing job demand tahun 2025. Tidak heran dengan jangkauan yang luas, waktu buka 24 jam, hasil yang dapat diukur, dan target yang lebih spesifik, digital marketing menjadi pilihan utama dalam melakukan bisnis. Dalam penyampaian materinya, Kak Majid mengatakan terdapat tiga tipe media dalam digital marketing, yaitu owned media, paid media, dan earned media.
“Ini adalah sebuah tipologi yang, kalau kita paham, kita bisa menyusun strategi digital marketing dengan komprehensif,” ujar kak Majid. Owned media merupakan sebutan untuk media yang kita miliki, seperti website, konten, atau blog pribadi. Paid media adalah ketika kita mengiklankan media yang kita miliki di platform tertentu atau dengan melibatkan pihak ketiga. Sedangkan, earned media yaitu pada saat konten kita dibagikan, disukai, diulas, dan direkomendasikan oleh orang lain. “Secara konseptual, ini semua ada di landscape digital marketing,” pungkas Kak Majid sebelum beralih ke topik berikutnya.
“Dunia digital ini kayak pisau aja, Teman-teman. Bisa dipakai masak, bisa juga dipakai untuk membunuh.” Pernyataan tersebut mengawali bahasan mengenai maraknya penyalahgunaan digital marketing untuk melakukan tindak penipuan, investasi palsu, pinjaman online yang tidak diawasi OJK, dan isu miring lainnya yang membayangi gemerlap ekonomi digital. Langkah utama untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, yaitu dengan menyaring apa yang kita cari di internet.
Membangun bisnis online, menjadi professional digital marketer, dan melakukan personal branding dengan menjadi influencer merupakan cara-cara yang direkomendasikan untuk memanfaatkan potensi ekonomi digital. “Kita harus jeli, barang apa yang dicari orang?” ujar kak Majid pada saat menerangkan pentingnya melakukan riset terkait kebutuhan masyarakat, yang menjadi salah satu kunci suksesnya sebuah bisnis. Selain itu, mengumpulkan audiens melalui personal branding juga akan sangat berguna dalam penjualan produk. Apabila dibutuhkan, kita dapat belajar lebih lanjut mengenai digital marketing melalui media sosial, course, ataupun lembaga pelatihan.
“Harapannya, Kotalk dapat memuaskan keingintahuan masyarakat terhadap digital marketing, membuka lebih banyak wawasan, dan memacu rasa haus belajar guna menjadi insan berdaya saing tinggi,” ucap Syaharani Salsabila, Ketua Pelaksana Kotalk 2021.
Reporter: Syaharani Salsabila
Fotografer: Gian Achmad Ramdani
Editor: Ikfanny Alfi Muhibbah Shalihah
Tambahkan Komentar