Mahasiswa Se-Jawa Tengah Mengawal Putusan Kendeng

Penerbitan izin penambangan PT Semen Indonesia yang dikeluarkan oleh Gubernur Jawa Tengah, kini menimbulkan aksi dari Mahasiswa Se-Jawa Tengah. Sebanyak kurang lebih 250 perwakilan mahasiswa melakukan aksi (09/01) di Kantor Gubernur Semarang. Pelaksanaan aksi ini dilatarbelakangi oleh pembelaan terhadap para petani di Kendeng dan sebagai pengingat bahwa warga Rembang belum menyerah. Aksi dilakukan pada pukul 10.00 sampai 15.00 WIB.

Aksi ini dikoordinir oleh mahasiswa LBH Semarang dan perwakilan mahasiswa universitas-universitas di Semarang. Selain itu, terdapat beberapa mahasiswa yang tergabung dalam Gerakan Mahasiswa Peduli Kendeng. Beberapa universitas yang ikut turun dalam aksi tersebut yaitu Universitas Diponegoro, Universitas Negeri Semarang, Universitas Sultan Agung, Politeknik Negeri Semarang, UIN Walisongo, Univeritas Wahid Hasim, Universitas PGRI Semarang, Universitas 17 Agustus Semarang, serta Universitas Muhammadiyah Semarang.

95950
Aksi Mahasiwa Se-Jawa Tengah Memasuki Kantor Ganjar Pranowo (Foto : Dokumentasi Momentum FT Undip)

Sebelumnya, para petani Kendeng memenangkan putusan MA atas izin pendirian pabrik semen di Kendeng. Namun, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, mengeluarkan izin baru yang sama dengan mengganti nama PT Semen Gresik menjadi PT Semen Indonesia. Hal ini menyebabkan izin pendirian pabrik semen PT Semen Gresik secara hukum tidak lagi berlaku.

Selain aksi tersebut, aksi dalam bela petani Kendeng ini juga akan dilaksanakan pada tanggal 12/13 Januari 2016 dan puncaknya tanggal 17 Januari 2016 saat Gubernur Jawa Tengah memberikan putusan.

“Aksi ini dilakukan sebagai pengingat bahwa warga Rembang masih belum menyerah. Tanggal 12/13 dan 17 Januari 2017 nanti akan ada aksi lagi,” jelas M.Chaerul Rais, Ketua BEM FIB Undip yang diwawancarai melalui sosial media.

Selain melakukan audiensi ke dalam Kegubernuran untuk menarik orang gubernur keluar, dalam aksi kali ini juga diadakan mimbar bebas. Upaya masuk Kegubernuran yang sempat diwarnai aksi ricuh ini tidak membuahkan hasil. Selama aksi berlangsung, pihak gubernur tidak mau keluar. Massa aksi hanya bertemu dengan Polisi dan Satpol PP. Melalui aksi untuk Kendeng ini, para pesert aksi menitipkan keranda mayat dan pocong buatan sebagai simbol perjuangan dan perlambangan hati nurani gubernur yang sudah mati.

95952
Mahasiswa Menitipkan Tiruan Pocong dan Keranda di Gedung Ganjar Pranowo (Foto : Dokumentasi Momentum FT Undip)

“Pocong dan keranda mayat ini kita tinggal dengan bersepakat oleh pihak Satpol PP penjaga Kegubernuran agar tetap dijaga dan diharapkan tidak dibuang sampai tanggal 17 Januari 2017. Ketika dibuang massa aksi akan marah,” tambah M.Chaerul Rais.

 

Efi Susiyanti

Ed : Ratna PH

 

Redaksi Koran Kampus

Redaksi Koran Kampus

Lembaga Pers Mahasiswa
Institut Pertanian Bogor

Tambahkan Komentar

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.