Sukses Gelar Wefa 2023, Mahasiswa Budidaya Perairan Ganti Praktikum Ikan Hias dan Akuaskap dengan Talkshow dan Workshop 

Mengusung tema “A Touch of Natural Art in the Water”, Himpunan Mahasiswa Budidaya Perairan (Himakua), Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) IPB University, sukses gelar World Exotic Fish and Aquascape (WEFA), (20/05), di Auditorium Sumardi Sastrakusumah, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. 

WEFA 2023 ini ditujukan untuk mahasiswa Departemen Budidaya Perairan yang mengambil mata kuliah praktikum Ikan Hias dan Akuaskap agar praktikan mendapatkan informasi berbisnis di dunia ikan hias. Selain itu, mahasiswa dapat melakukan praktik membuat akuaskap. Acara ini diisi dengan kegiatan talkshow dan workshop yang dibawakan oleh narasumber Marcelinus Silalahi, S.Pi. dan Resty Naufal pada sesi talkshow, serta Margo Prasetya, S.Pd. dan Donny BG Purba pada sesi workshop

Foto by Viby Ladyscha

Sesi talkshow diawali dengan informasi step by step berbisnis di dunia akuakultur.  Marcelinus Silalahi, S.Pi. sebagai pembicara pertama menjelaskan tentang exotic fish yang hidup di air tawar. Ikan hias tersebut sangat diminati oleh konsumen karena selain visualnya yang sangat indah, ikan tersebut tidak bisa bertahan hidup lama, contohnya adalah african cichlid yang sedang digelutinya. Menurut Marcelinus, prospek bisnis dalam ikan hias sangat beragam, seperti menjadi breeder, supplier, ekspor, dan impor. Namun, dalam berbisnis, tentunya ada tantangan, di antaranya, yaitu penyakit, cost harian yang terus berjalan, manajemen, dan pengelolaan SDM. Oleh karena itu, dibutuhkan sistem produksi dalam berbisnis ikan hias yang baik, seperti pengaturan jumlah produksi, pembacaan kondisi pasar, dan  pembaharuan dengan kondisi dunia ikan hias.

Resty Naufal sebagai pembicara kedua pada sesi talkshow menceritakan awal mula ia berbisnis sebelum berbisnis di bidang ondofish. Selama berbisnis, ia memiliki prinsip bisnis yang sangat sederhana. Langkah pertama sebelum memulai bisnis adalah research dan start small (blue ocean strategy), leverage technology (seperti internet dan aplikasi terkait), marketing, economic scale (operation side), dan terus belajar karena kehidupan terus berubah secara dinamis. Resty Naufal juga secara gamblang mengatakan bahwa tidak akan ada hasil yang besar di awal bisnis.

“Jangan cari uang karena di awal gak bakalan ada uangnya,” ujar Resty Naufal.

Foto by Viby Ladyscha

Acara selanjutnya dilanjutkan dengan sesi workshop yang diawali dengan pembekalan materi mengenai akuarium biotope oleh Margo Prasetya, S.Pd.. Ia  menjelaskan bahwa akuarium biotope adalah wadah kaca terbatas yang menampung ekologi air. Menurut penuturannya, akuaskap adalah seni yang selalu berdampingan dengan IPTEK dan sebagai peniruan habitat di dalam akuarium. 

Berbeda dengan Margo Prasetya, S.Pd. yang menjelaskan tentang biotope, Donny BG Purba sebagai narasumber kedua pada sesi workshop, melakukan demo akuaskap di hadapan peserta WEFA 2023. Hasil demo akuaskap yang dilakukan begitu memukau dan mengandung nilai estetika, serta desain yang tinggi. Setelah melakukan demonstrasi akuaskap, Donny BG Purba memberikan closing statement kepada mahasiswa Budidaya Perairan.

“Seharusnya mahasiswa IPB University memanfaatkan privilege yang ada dengan menggunakan ilmu yang dipelajari agar menjadi orang yang lebih sukses di bidang akuaskap ini,” ujar Donny BG Purba.

Eliya Putri Damayanti mahasiswa Departemen Budidaya Perairan angkatan 59 yang turut hadir pada acara WEFA 2023 memberikan pesan dan kesannya meskipun belum masuk ke departemen.

 “Walaupun kegiatan dilakukan pada hari Sabtu, aku tetap ingin meluangkan waktu supaya bisa menambah wawasan juga persiapan sebelum memasuki departemen,” tutur Eliya dengan antusias. 

Reporter: Rosita, Mutiara Rachmina Indriani

Fotografer: Viby Ladyscha Yalasena Winarno

Editor: Eva Dwi Arsyta

Redaksi Koran Kampus

Redaksi Koran Kampus

Lembaga Pers Mahasiswa
Institut Pertanian Bogor

Tambahkan Komentar

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.