UKF: Batas Negara Butuh Dieksplorasi

Pengakuan negara tetangga atas wilayah Indonesia membuktikan bahwa batas negara merupakan persoalan yang krusial. Persoalannya lebih dari sekadar teritorial karena juga menyangkut keadaan ekonomi, sosial, dan budaya masyarakat yang tinggal di daerah perbatasan. Pameo “Dadaku Indonesia, perutku Malaysia” yang beredar di masyarakat perbatasan Indonesia-Malaysia telah membuktikan kurangnya konsentrasi pemerintah pada masyarakat perbatasan.

Hal inilah yang memacu Uni Konservasi Fauna (UKF) IPB untuk melakukan ekspedisi unik, yaitu Ekspedisi Batas Negeri (EBN). Selama 10 tahun ke depan, UKF akan mengirimkan timnya ke wilayah-wilayah perbatasan terluar Indonesia untuk mengeksplorasi keanekaragaman hayati dan sosial budaya. Hasil dari eksplorasi akan dijadikan masukan bagi pemerintah terkait agar dapat menjadi referensi pembangunan dan pengembangan wilayah-wilayah perbatasan.

EBN perdana akan dilakukan di Pulau Ndana, NTT, pada 3-18 Februari 2014. Dalam mengembamban misinya, UKF dibantu Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP), Balai Konservasi Sumberdaya Alam NTT (BKSDA-NTT), dan TNI AL.

“Setelah ekspedisi ini, kita akan buat MoU dengan BNPP dan TNI AL untuk ekspedisi-ekspedisi selanjutnya,” ujar Pakde, pendiri UKF.

Hayah Afifah (Magang)

Redaksi Koran Kampus

Redaksi Koran Kampus

Lembaga Pers Mahasiswa
Institut Pertanian Bogor

Tambahkan Komentar

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.