[OPINI] Demam Korea dan Kemunduran Perusahaan Raksasa Jepang

Perusahaan-perusahaan raksasa Jepang, seperti Sony, Panasonic, dan Sharp telah mengumumkan kerugian triliunan rupiah sejak Agustus 2012 lalu. Peristiwa kelabu tersebut terkenal dengan sebutan “The Death Of  Samurai“. Sony dan Panasonic akan mem-PHK ribuan karyawannya, sedangkan Sharp menghentikan sebagiam produksi elektroniknya. Di sisi lain, musuh bebuyutan Jepang, yakni Korea Selatan membombardir pasar dunia dengan produk-produk dari perusahaan seperti Samsung dan LG yang sedang naik daun.

Alasan dibalik kemunduran yang dialami perusahaan-perusahaan Jepang tersebut diantaranya bisa ditarik benang merahnya: rapat yang terlalu lama, mendahulukan yang lebih tua untuk jabatan tinggi, dan struktur masyarakatnya yang rata-rata berusia di atas 50 tahun. Bila diamati lebih cermat lagi, sebenarnya ada satu alasan lain yang tidak boleh dikesampingkan. 

Seperti yang sudah dapat ditemui hampir setiap saat dan dimana saja, penyebaran budaya korea dalam bentuk K-POP dan K-Drama tidak dapat dipungkiri lagi. Melalui artis-artis korea dengan fans yang terkenal fanatik dan loyal, para fans tersebut bisa melakukan apa saja untuk artisnya. Salah satu bentuk perbuatan mereka adalah membeli barang apa saja yang diiklankan oleh si artis—yang tentu saja, artis tersebut mengiklankan produk Korea. 

Order-order untuk produk keluaran Korea tidak hanya dari dalam negeri, sudah banyak permintaan dari negara lain. Di sisi lain tidak hanya musik, namun juga tontonan drama-drama Korea yang sekarang lebih laris dari drama keluaran Jepang di pasaran. Korea Selatan memang terlihat sekali sebisa mungkin menyerbu Jepang walau dari sektor-sektor yang dianggap sepele oleh banyak orang. 

Tontonan drama Korea yang di dalamnya banyak sekali ditemukan unsur barang-barang keluaran perusahaan Korea seperti handphone, microwave, mobil, televisi—dengan merek terkenal dan teknologi terbaru tentu membuat kesan seolah barang-barang tersebutlah yang sedang in dan melihat banyaknya pelakon drama berwajah rupawan yang menggunakannya semakin menguatkan keinginan penonton untuk memiliki barang yang sama.

Sejatinya, kejatuhan dan kesuksesan –seperti yang tak bosannya kita dengar, bak roda berputar. Sekarang Jepang mengalami kemunduran dan Korea Selatan berjaya. Besok, bisa saja Indonesia yang mengambil alih pasar dunia, bukan?


Redaksi Koran Kampus

Redaksi Koran Kampus

Lembaga Pers Mahasiswa
Institut Pertanian Bogor

Tambahkan Komentar

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.