Debat Akbar : Optimalisasi Peran BEM KM IPB dalam Mengawal Isu Pertanian dan Kemaritiman Indonesia

Pada Selasa (28/9) pukul 18.30 WIB, telah dilaksanakan debat akbar PEMIRA KM IPB 2021 dengan tema “Optimalisasi Peran BEM KM IPB dalam Mengawal Isu Pertanian dan Kemaritiman Indonesia”. Debat Akbar disiarkan secara live melalui Zoom Meeting dan kanal YouTube Pemira KM IPB. Debat tersebut dimoderatori oleh Muhammad Hanif Abdul Aziz dan terdapat 2 panelis yakni Dr.rer.nat Rina Mardiana, S.P., M.Si dan Muhammad Ardi Sutrisbi, S.Pt.

Seperti pada debat sebelumnya, debat ini terdiri dari tiga sesi. Agenda pertama adalah penjabaran tema serta visi dan misi setiap pasangan calon presiden dan wakil presiden mahasiswa. Kemudian, dilanjutkan dengan agenda kedua yakni sesi panelis. Pada sesi tersebut kedua panelis memberikan pertanyaan serta kritik berdasarkan penjabaran visi, misi, dan gagasan yang telah disampaikan oleh masing-masing paslon. Agenda terakhir adalah sesi debat terbuka antara paslon 1 Yuza-Fauzan dan paslon 2 Fiki-Asmar terkait tema yang diangkat pada debat tersebut.

Pasangan calon nomor 1 Yuza-Fauzan kembali menggaungkan narasi besarnya dengan tagline #PulangKeRumah. Pada penjabaran tema, paslon 1 mengangkat isu prioritas antara lain food estate, masyarakat adat dan hutan, UU Minerba, dan tata ruang laut. Sedangkan, pasangan calon nomor 2 Fiki-Asmar menyuarakan kembali narasi besarnya dengan tagline #JembatanKita. Paslon 2 memilih fokus masalah antara lain korupsi sumber daya alam, food estate, dan RUU Masyarakat Adat.

Pada sesi panelis, Ibu Rina selaku panelis 1 menyatakan apresiasinya terhadap gagasan yang telah dijabarkan oleh kedua paslon. Pada sesi ini, beliau bertanya terkait visi misi dan isu prioritas yang akan BEM KM kawal dalam satu tahun mendatang. Salah satunya, beliau bertanya terkait alasan masing-masing paslon mengangkat isu yang telah disampaikan dan apa relevansinya dengan IPB. Menurutnya, isu prioritas KM IPB perlu berkelanjutan karena di situlah urgensi estafet kepemimpinan dari sebuah lembaga. Sehingga, IPB memiliki peluang besar untuk memimpin isu agromaritim di level nasional.

Selain itu, isu yang diusung harus berlandaskan pada kekuatan keilmuan yang ada di IPB, sebab kita adalah civitas akademik. Proses advokasi kebijakan dan advokasi politik yang IPB lakukan, tentunya harus berpijak pada landasan empiris akademik. Dengan begitu, perlu adanya pertimbangan apakah isu yang diusung memiliki landasan keilmuan di IPB. Ibu Rina menambahkan, isu korupsi juga penting untuk diangkat sebagai bentuk perlawanan bahwa IPB konsisten anti korupsi, terutama berdasarkan akar keilmuannya yaitu isu korupsi sumber daya alam.

Pada sesi panelis kedua, Muhammad Ardi Sutrisbi, S.Pt, memberi pandangan bahwa isu-isu yang dijabarkan oleh kedua paslon merupakan isu taktis, belum sebagai isu strategis. Beliau juga melempar pertanyaan yang lebih berfokus terhadap isu dan peran BEM KM IPB di dalam pergerakan BEM SI. “Kepada semua paslon, yang pertama, apakah itu aksi? Apakah sebuah tujuan atau gerakan atau tahapan dalam gerakan? Yang kedua, bagaimana posisi IPB dalam pergerakan nasional, khususnya di BEM SI karena kita adalah salah satu orang yang menginisiasi berdirinya BEM SI itu sendiri? Dan yang ketiga, pertanyaan saya, dari sekian isu tadi, apa goals yang diinginkan?” tanya beliau.

Kedua paslon memiliki pandangan yang berbeda mengenai aksi. Paslon No. 1 menganggap aksi sebagai tahapan dalam gerakan dan ingin mengusahakan adanya rekonsiliasi BEM SI agar BEM SI dapat bersatu kembali. Sedangkan, paslon No. 2 menganggap aksi sebagai tujuan dan untuk posisi di BEM SI sendiri, nantinya akan mengkonsolidasikan terlebih dahulu kepada KM IPB. Apakah nanti kepada BEM SI yang Rakyat Bangkit atau BEM SI yang Kerakyatan.

Dari jawaban kedua paslon, panelis kedua mengkritisi dan memberikan pendapat bahwasanya BEM KM bisa memaksimalkan media-media yang ada sebagai bagian dari eskalasi gerakan di era pandemi ini. Sehingga, gerakan tidak terkesan mati di pandemi ini. Media-media dapat digunakan untuk merespons isu-isu yang ada, baik isu strategis maupun isu taktis yang ada di nasional. Selain itu, terbelahnya BEM SI juga menjadi salah satu tanggung jawab BEM IPB karena IPB menjadi salah satu pendiri BEM SI. Sehingga, memiliki posisi di mana dapat mengontrol BEM wilayah seperti di Papua dan lain-lain maupun BEM elit seperti UI, UGM, dan ITB.

Pada sesi debat terbuka, pasangan paslon 1 Yuza-Fauzan dan paslon 2 Fiki-Asmar berdebat terkait dengan tema “Optimalisasi Peran BEM KM IPB dalam Mengawal Isu Pertanian dan Kemaritiman Indonesia”. Pada sesi ini, kedua paslon saling menanggapi satu sama lain mengenai gagasan yang sudah dijabarkan sebelumnya. Sesi debat akbar diawali paslon 1 Yuza-Fauzan yang mengajukan pertanyaan kepada paslon 2 Fiki-Asmar. Kemudian, akan ditanggapi kembali oleh paslon 1 Yuza-Fauzan dan sebaliknya. Pada sesi debat terbuka ini, banyak gagasan-gagasan yang dikeluarkan oleh paslon 1 Yuza-Fauzan dan paslon 2 Fiki-Asmar. Salah satu topik yang dibahas adalah mengenai menumbuhkan awareness mahasiswa dalam pemberian kajian isu.

Reporter: Tersia Ralesmanti Innocensia, Hasna Amada Ramania
Sumber foto: YouTube Pemira KM IPB
Editor: Ikfanny Alfi Muhibbah Shalihah

Redaksi Koran Kampus

Redaksi Koran Kampus

Lembaga Pers Mahasiswa
Institut Pertanian Bogor

Tambahkan Komentar

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.