Adanya kesenjangan antara jumlah lansia (lanjut usia) dengan perawat di panti jompo yang menyebabkan kurang maksimalnya proses penanganan lansia membuat tim Program Kreativitas Mahasiswa Karsa Cipta (PKM-KC) IPB University, Smart Name Tag, tergerak untuk mengoptimalkan program kesejahteraan penduduk lansia dengan membantu kinerja para perawat di panti-panti jompo tersebut.
Sesuai namanya, tim PKM yang diketuai oleh Fay Ivana Karin dan beranggotakan Pipit Suryani, Dena Milah Athkia, Jihan Sadiqah, dan Husayn Musarraf serta dibimbing oleh Prof. Dr. Akhiruddin, S.Si., M.Si. ini menciptakan Smart Name Tag, gelang berteknologi tinggi yang dapat membantu memonitor kesehatan lansia.
Smart Name Tag bekerja dengan mendeteksi perubahan kesehatan tubuh pasien berdasarkan database riwayat penyakitnya. Oleh karena itu, gelang ini dilengkapi dengan berbagai sensor yang dapat mendeteksi mulai dari lokasi, denyut nadi, kadar oksigen dan tekanan darah, suhu tubuh, hingga mengontrol aktivitas pasien.
Jika terdapat perubahan kesehatan pada tubuh pasien, Smart Name Tag akan menyampaikan notifikasi pada situs web yang digunakan perawat serta tentunya telah terintegrasi dengan gelang tersebut. Perawat kemudian dapat menghampiri pasien sesuai nama pasien tersebut. Respons inilah yang membuat Smart Name Tag dapat membantu proses penanganan diri pasien lansia yang utamanya mengalami keadaan darurat.
Untuk menjalankan fungsi-fungsinya tersebut, Smart Name Tag menggunakan basis Internet of Things (IoT) dan Artificial Intelligence (AI). Oleh karena itu, proses pembuatannya pun tidak mudah. Tim PKM-KC Smart Name Tag setidaknya harus melakukan empat tahap meliputi tahap perancangan, produksi, pengujian, dan integrasi data.
Dalam tahap perancangan, Fay dan anggota timnya merancang Smart Name Tag yang di antaranya terdiri dari komponen mikrokontroler ESP32, sensor-sensor terkait mulai dari sensor denyut nadi, sensor suhu tubuh, sensor pergerakan, sensor tekanan, hingga tracking GPS. Di tahap berikutnya, yakni produksi, pembuatan alat Smart Name Tag menggunakan software 3D blender dengan bagian-bagiannya dicetak menggunakan filamen 3D printing.
“Smart Name Tag ini didesain dengan menargetkan agar alat dibuat sekecil mungkin dengan mempertimbangkan ukuran seluruh sensor yang digunakan,” tutur Fay. “Hal ini berfungsi agar tetap memberikan kenyamanan bagi pengguna (lansia) saat menggunakannya.”
Di tahap pengujian, alat pun diuji untuk mendapatkan nilai yang sesuai dengan nilai sensor pada alat yang sebenarnya. Alat sebenarnya ini terdiri dari stetoskop untuk menguji sensor denyut nadi, termometer untuk menguji sensor suhu tubuh, alat tensi darah digital untuk menguji sensor tensi darah, dan Google Maps untuk menguji GPS. Akhirnya integrasi data pun dilakukan dan situs web berhasil menampilkan data pembacaan seluruh sensor dari gelang Smart Name Tag.
“Banyak kendala khususnya dalam perakitan alat.” Fay bercerita ketika ditanya mengenai kendala yang dialami saat pembuatan Smart Name Tag. “Tapi kami terus brainstorming antaranggota tim setiap harinya. Diskusi juga dengan dosen pendamping, dengan kakak tingkat yang menguasai bidang robotika. Kemudian juga belajar melalui Youtube dan platform lainnya untuk proses pembuatan website secara mandiri.”
Fay juga bercerita melalui proses pembuatan Smart Name Tag ini dirinya dan anggota tim mendapat ilmu dan skill baru serta banyak memahami karakter satu sama lain. Meski demikian, dia dan tim mengaku mengalami kendala lantaran waktu riset yang terbatas dan bentrok dengan jadwal kuliah maupun organisasi antaranggota tim.
Beruntungnya, usaha tim Smart Name Tag berbuah manis. Pada Sabtu (07/10), gelang Smart Name Tag berikut situs webnya diuji coba di Panti Wredha Hanna Bogor, Jawa Barat. Kepada Fay dan teman-temannya para lansia mengaku Smart Name Tag ini bermanfaat sekali bagi mereka.
“Responden lansia sangat senang dan merasa alat ini merupakan teknologi canggih yang nyaman digunakan dan dapat membantu kondisi kesehatan mereka secara real time,” ujar Fay.
Fay pun berharap Smart Name Tag ini dapat berkembang sesuai dengan potensinya. Sebab, potensi pengembangan Smart Name Tag dengan riset yang lebih mendalam ini cukup banyak, mencangkup memberi rekomendasi pilihan aktivitas sehat dan rekomendasi jenis olahraga sesuai keadaan kesehatan lansia, menambahkan jenis sensor deteksi lainnya seperti sensor deteksi realtime untuk antisipasi penyakit gula darah, hingga potensi untuk memperkecil ukuran melalui jasa custom sensor agar gelang Smart Name Tag dapat berukuran lebih kecil lagi demi meningkatkan kenyamanan pengguna.
Reporter: Fida Zalfa Lathifah Yasmin
Editor: Shintia Rahma Islamiati
Tambahkan Komentar