[Profil] FLAC : Memberantas Korupsi Lewat Dongeng

Logo FLAC (sumber: flacindonesia.wordpress)

FLAC – Future Leader for Anti Corruption Indonesia hadir dengan menciptakan generasi baru yang bersih dari korupsi. Komunitas yang beranggotakan mahasiswa yang berasal dari Universitas Indonesia ini menyebarkan virus anti korupsi pada anak melalui cara yang menyenangkan, salah satu diantaranya lewat dongeng.

FLAC bergerak di corruption and education yang sama-sama menerapkan nilai kejujuran kepada diri sendiri dan orang banyak sehingga Indonesia bebas dari korupsi. Sejak tahun 2011 lalu FLAC dicap mengkampanyekan korupsi melalui program laskar anti korupsi. Mereka mencoba menumbuhkan karakter anti korupsi dengan cara yang menyenangkan yakni lewat dongeng, bermain dan bernyanyi.

“Dongeng itu cara mengajarkan tanpa menggurui karena pada dasarnya anak-anak tidak suka digurui” kata Jiwo Damar Anarkie selaku pendiri Future Leader for Anti Corruption pada acara IDEA 2014 Mei lalu.

Ia menyatakan bahwa kita bisa membuat upaya pemberantasan korupsi menjadi jauh lebih menyenangkan serta sesuai passion dan skill kita. Maka dari itukami lebih memilih untuk menanamkan nilai-nilai antikorupsi kepada anak kecil melalui dongeng.

Korupsi tidak hanya tentang uang namun dimulai dengan hal-hal kecil seperti mencontek, berbohong dan lainnya. Untuk itu menanamkan karakter anti korupsi harus dimulai sejak dini.

“Anak-anak berada dalam fase pertumbuhan dini dan pembentukan pemikiran yang akan dibawa sampai dewasa “ jelas anggota BEM FISIP UI.

FLAC tergabung dengan beberapa komunitas lain seperti transparasi internasional indonesia, gerakan UI mengajar, komunitas dongeng anak Indonesia ( kodai), rumah terampil, PPSDMS, bahkan hingga Komisi Pemberantas Korupsi (KPK).

Hingga kini pengenalan anti korupsi oleh FLAC tidak hanya bertempat di pelosok atau perbatasan Indonesia tapi hingga berbagai Negara Brazil, Jepang, Amerika dan Belanda.

Shalsa Nurhasanah

Redaksi Koran Kampus

Redaksi Koran Kampus

Lembaga Pers Mahasiswa
Institut Pertanian Bogor

Tambahkan Komentar

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.