Menjalani rutinitas sebagai seorang pustakawan tak pernah membuat Rita Komalasari (48) jemu. Kecintaannya untuk ‘bergaul’ dengan segudang informasi telah mengantarnya menjadi “Pustakawan Terbaik se-Jawa Barat” periode 2007/2008.
Ditemui di sela-sela jam kerjanya, Rita berbagi kisah tentang dirinya di kancah kepustakaan. Pustakawan kelahiran Jakarta, 6 September 1965 ini sebenarnya tak pernah mengenyam pendidikan kepustakaan.
“Saya lulusan Fakultas Peternakan angkatan 20. Waktu itu IPB sedang butuh orang-orang yang bisa dan mau ditempatkan di perpustakaan,” tuturnya.
Dosennya saat itu melihat kemampuan Rita yang mumpuni untuk mengisi posisi pustakawan di IPB. Setelah lulus Rita langsung ditempatkan di perpustakaan IPB. Hingga kini ia sudah menyabet gelar Pustakawan Madya, satu tingkat sebelum menjadi Pustakawan Utama (profesor dalam bidang kepustakaan-red).
Sebagai seorang pustakawan, Rita sehari-hari tekun mencari jurnal yang relevan bagi para dosen yang akan melakukan penelitian. Jurnal-jurnal itu kemudian dirujuk kepada yang bersangkutan. Hobi membacanya sejak kecil lah yang membuatnya merasa senang untuk terus berkutat dengan sejuta informasi.
“Menjadi pustakawan berarti bergaul dengan informasi. Setiap hari pasti ada pengetahuan baru,” ungkap Rita.
Selain membaca, Rita juga aktif menulis. Sebagian besar karyanya dimuat di Jurnal Pustakawan Indonesia (JPI). Isu yang diangkat selalu berkenaan dengan pustakaan, dokumentasi, dan informasi (pusdokinfo). Meski begitu, Rita tetap menaruh perhatian pada isu-isu pertanian yang ada pada tulisan-tulisan yang dimuat di laman pribadinya.
Tak melulu berkutat dengan artikel-artikel ilmiah, Rita juga senang membagi waktu untuk traveling. Diakuinya bahwa traveling membawa banyak manfaat. Selain memenuhi keinginan untuk menjelajah bumi, traveling juga memperkaya pengetahuannya. Ibarat pribahasa ‘sekali dayung dua tiga pulau terlampaui’, Rita pernah pergi ke Negeri Jiran untuk vakansi sekaligus mengisi seminar tentang kepustakaan.
Berbicara tentang IPB, Rita merasa minat membaca mahasiswa cukup baik. Hal ini terlihat dari rata-rata jumlah pengunjung perpustakaan, yaitu 1500 per hari. Harapannya, mahasiswa dapat memanfaatkan fasilitas yang ada di perpustakaan, termasuk berkomunikasi pada pustakawan untuk mendapatkan sumber rujukan yang baik.
“Jangan sungkan untuk tanya-tanya pustakawan, sudah tugas kami memberi informasi.”
Hayah Afifah
Tambahkan Komentar