BKIM Gelar Seminar Pertanian Dan Peradaban Islam

Badan Kerohanian Islam Mahasiswa (BKIM) mengadakan sebuah seminar pertanian yang bertajuk ‘Pertanian dan Peradaban Islam’ pada Minggu (19/5). Seminar tersebut merupakan puncak dari serangkaian acara BKIM yang bertema Perubahan Besar Muslim Menuju Peradaban Emas. 
Seminar yang diadakan di Auditorium Abdul Muis Nasution Fateta itu menghadirkan tiga pembicara, yaitu Bapak Ahmad Sulaiman (Wakil Dekan FEMA), Bapak Fahmi Ambar (salah satu Doktor termuda di Indonesia) dan Bapak Arrim Nasim (Direktur PKPEI-UPI). 
Bapak Ahmad Sulaiman membuka materi dengan gambaran pertanian di Indonesia dan masalah-masalahnya yang semakin pelik. Menurut beliau, buruknya image pertanian menjadi salah satu faktor kurangnya minat pemuda Indonesia di bidang pertanian. 
“Mahasiswa kalau mendengar kata pertanian pasti mikirnya cangkul, kotor, miskin, desa.” “Padahal pertanian merupakan fundamental dari bumi dan langit, karena tidak ada kehidupan tanpa pertanian.” lanjut Ahmad. 
Sebagaimana yang dijelaskan oleh Fahmi Ambar, permasalahan tersebut dapat diminimalisasi jika kita menerapkan empat hal yang diajarkan Rasullullah, yaitu 1) pembentukkan penalaran ilmiah; 2) pengakuan metode eksperimental; 3) memetik segala yang bermanfaat; dan 4) memberantas tahayul dan khurafat. 
Seminar yang berlangsung pada pukul 08.30-13.00 WIB ini dilatarbelakangi oleh adanya problematika pertanian yang terus meningkat sehingga diperlukan pengaturan dengan cara memadukan Islam dalam menyelesaikan masalah tersebut. Seminar ini merupakan puncak dari serangkaian acara yang sudah berlangsung. 
“Tanggal 13 April sampai 5 Mei 2013 itu diadakan perlombaan yang terdiri dari fotografi, essai, dan cerpen yang bertemakan islami. Selanjutnya tanggal 13 sampai 16 Mei 2013 acara expo dan bazar buku.” Ujar Miftahur Rizqi Akbar (AGH/48) selaku ketua pelaksana. 
BKIM memiliki ciri khas yang berbeda dengan organisasi lain. Seminar yang diadakan tidak hanya dijadikan media diskusi saja melainkan perlu ditindaklanjuti untuk mencari solusinya. “Biasanya usai seminar, panitia dan peserta dibiasakan 10-15 menit berdiskusi untuk menyamakan pola pikir. Kegiatan tersebut untuk menindaklanjuti tentang diskusi panel sebelumnya yang perlu diselesaikan,” tambahnya diakhir wawancara.
Neneng Murnasih, Raden Irine Devita 

Redaksi Koran Kampus

Lembaga Pers Mahasiswa
Institut Pertanian Bogor

Tambahkan Komentar

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.