Super Blue Blood Moon, Gabungan Tiga Fenomena Alam

Sumber: https://www.nasa.gov/
Sumber: https://www.nasa.gov/

Super Blue Blood Moon yang pertama kali terjadi pada 31 Maret 1866. Peristiwa ini merupakan kombinasi antara fenomena Blue Moon, Super Moon, dan Blood Moon.
Blue Moon merupakan peristiwa bulan purnama muncul kedua kalinya dalam bulan yang sama. ”Blue” di sini tidak mengindikasikan bulan yang berwarna biru. Super Moon, menurut NASA menjadikan bulan lebih besar 14% dan lebih terang 30% dari biasanya karena bulan berada pada posisi terdekat dengan bumi. Blood Moon merupakan gerhana bulan total yang diakibatkan oleh posisi bumi yang berada di antara matahari dan bulan. Atmosfir bumi akan menyaring warna biru dari matahari sehingga menyisakan warna merah dan jingga dalam peristiwa ini.
Menurut Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Thomas Djamaluddin, proses gerhana sebagian dimulai pukul 18.48 WIB, lalu pada pukul 19.51 WIB terjadi awal gerhana total, dan gerhana total berakhir pukul 21.07 WIB. Pukul 22.11 WIB proses gerhana sebagian berakhir. Gerhana total akan berlangsung selama 1 jam 16 menit dan gerhana sebagian akan berlangsung selama 3 jam 22 menit. Fenomena ini dapat diamati di seluruh wilayah Indonesia dan dapat dilihat dengan mata telanjang, teleskop, atau binokuler.

 

 

Oleh: Karina Rahmi

Editor: Adit M.

Sumber: pikiranrakyat.com

Redaksi Koran Kampus

Redaksi Koran Kampus

Lembaga Pers Mahasiswa
Institut Pertanian Bogor

Tambahkan Komentar

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.