Permasalahan sampah adalah masalah umum yang bahkan hingga saat ini masih eksis tanpa ada solusi maksimal yang mampu mengatasi hal ini secara merata dan menyeluruh. Menanggapi hal ini, mahasiswa KKN-T Inovasi IPB University merancang sebuah program unggulan terkait penanganan dan pengelolaan sampah yakni BERSERI (Babakan Bersih dan Asri).
Program ini bertempat di Desa Babakan, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor pada tanggal 18 Desember 2023 sampai 30 Januari 2024. Program ini didasarkan oleh diskusi dengan perangkat desa serta RT/RW setempat di Desa Babakan yang tengah menghadapi permasalahan berupa pengelolaan sampah yang belum maksimal.
Akumulasi sampah terjadi akibat keterbatasan lahan di tempat pembuangan sampah (TPS) yang tidak lagi mampu menampung semua sampah. Oleh karena itu, program BERSERI hadir sebagai tawaran solusi untuk masalah ini.
Program BERSERI merupakan rangkaian kegiatan yang terbagi menjadi dua, yaitu Pelatihan Pembuatan Ecoenzyme dan Pelatihan Pembuatan Ecobrick. Program BERSERI bekerja sama dengan Komunitas Ecobrick Bogor sebagai narasumber kegiatan.
Pelatihan Pembuatan Ecoenzyme dilakukan pada Sabtu (06/01/2024), di Sekretariat RW 07 Desa Babakan, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor. Kegiatan dimulai dengan pengenalan mengenai sampah dan ekoenzim secara umum dan menyeluruh. Materi tersebut disampaikan oleh Bapak Aang Hudaya, S.Pt., CPLM, CPGAM, yang menekankan beragam manfaat ekoenzim.
Selain sebagai pupuk organik, ekoenzim juga bisa berfungsi sebagai pengganti sabun mandi, sampo, bahkan sebagai perawatan luka luar. Pelatihan kemudian dilanjutkan dengan demonstrasi pembuatan ekoenzim menggunakan sampah organik berupa kulit buah-buahan yang dipraktikkan oleh semua peserta.
Selain itu, masyarakat yang turut serta dalam kegiatan ini diberi kesempatan untuk membawa pulang ekoenzim yang telah mereka buat, dengan proses penantian selama 3 bulan sebelum ekoenzim tersebut bisa digunakan.
Kegiatan selanjutnya adalah Pelatihan Pembuatan Ecobrick yang diadakan pada Sabtu (13/01/2024) di Sekretariat RW 07 Desa Babakan sebagai bagian dari rangkaian BERSERI. Acara dimulai dengan penyampaian materi tentang masalah sampah plastik oleh Bapak Wahono, S.Stat.
Setelah itu, peserta KKN-T Inovasi mempersiapkan bahan-bahan pembuatan ecobrick, termasuk sampah plastik yang telah dibersihkan, botol plastik bekas berukuran 600 gram, dan stik kayu. Selanjutnya, masyarakat desa mendemonstrasikan cara membuat ecobrick dengan menekan sampah plastik ke dalam botol hingga padat menggunakan stik kayu.
Masyarakat yang turut serta dalam kegiatan ini dapat membawa pulang ecobrick yang sudah mereka buat. Ecobrick menjadi bermanfaat ketika diproduksi dalam jumlah yang besar, bahkan bisa dimanfaatkan sebagai bahan produk lanjutan seperti pembuatan bangku.
Perancangan dan persiapan hingga pelaksanaan kegiatan ini tidak terlepas dari kontribusi berbagai stakeholder dan tim KKN-T Inovasi ini sendiri. Menurut Chandra Ismail, salah satu bagian dari tim KKN-T ini, mengatakan bahwa koordinasi dan diskusi dengan stakeholder desa Babakan terkait masalah yang dihadapi menjadi awalan untuk menjalankan program ini.
“Kemudian stakeholder menjawab bahwa permasalahan yang dihadapi di Desa Babakan khususnya di RW 07 dan RW 01 adalah sampah. Berikutnya kami berkoordinasi dengan komunitas Ecobrick Bogor untuk bisa menjadi narasumber di Program Desa Babakan Bersih dan Berseri melalui pemanfaatan sampah anorganik menjadi Ecobrick serta sampah organik menjadi Ecoenzyme. Setelah berkoordinasi dengan stakeholder dan mitra, kami memulai mengumpulkan sampah organik berupa bekas kulit buah yang diambil dari pedagang jus di sekitar Babakan Raya dan Babakan Tengah. Untuk sampah anorganik kami bekerjasama dengan pihak Taman Semangat IPB Cikabayan untuk menjadi pemasok sampah plastik,” tutur Chandra.
Pelaksanaan kegiatan ini tentu tidak terlepas dari hambatan dan tantangan yang ada. Tim BERSERI ini harus menghadapi kurangnya antusiasme dan partisipasi masyarakat dalam kegiatan yang berkaitan dengan lingkungan.
“Sempat kami mendengar bahwa ketakutan warga justru ada pada pandangan mereka terhadap kegiatan ini yaitu kegiatan yang berbau politik. Selain itu warga juga kurang antusias terhadap kegiatan yang tidak memiliki keuntungan finansial terhadap mereka,” ucap Chandra.
Menanggapi hal ini, tentu tim BERSERI harus mencari solusi untuk agar tujuan program mereka tercapai dengan baik. Setelah mengidentifikasi masalah yang dihadapi, mereka mencetuskan sebuah solusi untuk menghapus stigma masyarakat terhadap program yang mereka tawarkan dan mendorong partisipasi mereka.
Chandra menjelaskan, “Solusinya kami bekerjasama dengan Ketua RW 07, Ketua RW 01, Ketua PKK, Ketua KWT dan bersama kader KWT untuk bisa menjadi penyampai berita dan mengajak warga untuk ikut berpartisipasi dalam kegiatan.” Pelaksanaan metode ini berhasil menjadi faktor pendorong kesuksesan program BESARI ini.
“Harapan kami melalui program ini yaitu dapat mengurangi sampah anorganik dan organik di Desa Babakan. Kami berharap melalui program yang kami tawarkan di Desa dapat menjadi sebuah stimulus untuk warga agar lebih memperhatikan lingkungan dan menambah gerakan positif melalui pemanfaatan ulang limbah organik serta anorganik yang umumnya tidak menjadi nilai jual bagi mereka bahkan menimbulkan dampak negatif seperti kesehatan dan kenyamanan dalam ruang kegiatan di Desa Babakan. Harapan kami menggandeng mitra seperti Komunitas Ecobrick Bogor yaitu ingin agar program ini terus berlanjut dan menyediakan ruang bagi stakeholder untuk bekerjasama dengan komunitas dalam upaya menjaga lingkungan di Desa Babakan,” tutup Chandra.
***
Reporter: Haidar Ramdhani
Editor: Rosita
Tambahkan Komentar