[Seni] Mengupas Fenomena Leak Bali

wujud leak dalam salah satu pementasan kebudayaan Bali. 

(Foto: Nita Febriani / Koran Kampus)

Leak merupakan salah satu kebudayaan yang terdapat di Bali. Dalam mitologi Bali, Leak artinya penyihir jahat. Le artinya penyihir dan ak artinya jahat. Menurut kepercayaan orang Bali, leak adalah manusia biasa yang memiliki ilmu hitam dan dapat berubah wujud menjadi setan yang berwajah menakutkan dan bergigi tajam. Diceritakan juga bahwa leak dapat berupa kepala dengan organ dalam yang menggantung di bawahnya.

Namun pada kenyataannya, secara umum leak itu tidak menyakiti. Leak itu adalah proses ilmu yang bisa dibilang cukup baik dan bagus bagi yang berminat. Ilmu ini sebenarnya mengacu pada pencarian pencerahan. Oleh karena itu, dalam mempelajari ilmu leak ini terdapat etika-etika tersendiri yang harus diikuti.

Di dalam kehidupan bermasyarakat sering kali leak dicap sebagai makhluk yang dapat menyakiti bahkan bisa membunuh manusia. Padahal ilmu leak juga sama seperti ilmu-ilmu kuno yang terdapat dalam tulisan-tulisan Lontar Kuno Bali. Dulu ilmu leak bukan ilmu yang bisa sembarangan orang mempelajarinya. Biasanya hanya para raja yang mempelajarinya sebagai pertahanan diri dari serangan musuh. Ilmu yang berbahaya yaitu ilmu teluh atau nerangjana, khusus untuk menyakiti orang karena beberapa hal seperti balas dendam, iri hati, atau ingin lebih unggul.
Di masa kini, ilmu leak masih terus berkembang karena pewarisnya masih ada, sebagai sarana pelestarian budaya Hindu di Bali. Biasanya leak ngendih diadakan pada hari Kajeng Kliwon Enjitan di kuburan pada saat tengah malam. 
Rizqa Chairina
Redaksi Koran Kampus

Redaksi Koran Kampus

Lembaga Pers Mahasiswa
Institut Pertanian Bogor

Tambahkan Komentar

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.