Meskipun akhirnya ia mengalami luka di beberapa jari tangannya, namun keberanian Ayu patut diacungi jempol. Mahasiswi semester delapan ini berhasil menghadapi pria yang mencoba menyerangnya.
ilustrasi: gettyimages |
Kampus Institut Pertanian Bogor digegerkan dengan peristiwa percobaan pembunuhan pada Minggu, (22/6) pukul 20.15 WIB di mushala Al-Fath Fakultas Teknologi Pertanian. Korbannya adalah Ayu Widya Eka Putri, mahasiswi Ekonomi Studi Pembangunan angkatan 47.
Saat melakukan aksinya, tersangka mengenakan baju merah putih, celana jeans biru gelap, dan slayer coklat muda bermotif batik yang menutupi sebagian wajahnya.
“Perawakannya tinggi, kira-kira 170 cm dengan rambut di bawah telinga”, tutur Ayu yang ditemui kru Koran Kampus di GKA Faperta, Selasa (24/6).
Ayu yang tengah mengolah data penelitiannya seorang diri di mushala, tiba-tiba wajahnya dibekap oleh seorang pria. Sambil mengacungkan pisau yang diarahkan ke wajahnya, pelaku menyuruh Ayu untuk diam. Jika tidak diam, ia mengancam akan membunuh Ayu.
Ayu yang pernah mengalami kejadian serupa pada Februari 2013 lalu, tidak tinggal diam. Ia mencoba melindungi dirinya dengan mencekik leher pelaku menggunakan tangan kirinya untuk menyerang balik, sedangkan tangan kanannya mencengkeram tangan pelaku yang sedang memegang pisau. Hal ini ditujukan agar pisau yang dibawa oleh pelaku tidak melukai dirinya.
Tak terima diancam, Ayu balas mengancam pelaku. “Saya juga bisa bunuh kamu, kalau kamu berani mau bunuh saya”, ancamnya. Kemudian Ayu diseret masuk ke dalam ruang shalat, tetapi kaki ayu mengenai kaki pelaku sehingga membuat pelaku terjatuh. Hal ini membuat pisau yang dibawa pelaku mengenai beberapa jari tangan kanan Ayu hingga terluka. Saat terjatuh, untuk kedua kalinya tangan kiri Ayu mengarah ke leher pelaku dan tidak sengaja membuka slayer yang menutupi sebagian wajahnya.
Pelaku yang panik karena slayernya terbuka langsung melarikan diri dan turun dari mushala Al-Fath menuju Gedung PAU (Pusat Antar Universitas) tanpa membawa barang apapun milik Ayu. “Saya khawatir pelaku membawa serta kelompoknya. Oleh karena itu, saya hanya mengejarnya sampai lantai bawah Mushala Al-Fath. Kemudian, saya kembali ke lantai atas untuk mengambil barang-barang saya dan pergi ke arah Koridor Fateta untuk meminta bantuan,” jelasnya.
Melati Fadla
Ichwanul Aziz Mustaqim
kok tingkat delapan?
sangar euy, respect!