IPB-Michigan State University Bicara Global Warming

IPB-Michigan State University Bicara Global Warming
Dapatkah kita membayangkan berapa banyak air dan udara yang masih tersedia untuk kehidupan kita 50 tahun mendatang?
Pertanyaan pembuka tersebut dilontarkan oleh Prof. Gerhardus Schultink, Professor of International Resource Development and AgBio Research, Michigan State University (MSU), USA pada sebuah kuliah umum (13/12). Topik yang diangkat dalam kuliah umum yang hampir 90% menggunakan Bahasa Inggris ini adalah Global Warming: Facts, Trends and Implications for Action. Kuliah umum ini berlangsung sejak pukul 13.00-15.30 di ruang sidang senat IPB lantai 6.
Kuliah umum yang diprakarsai oleh Prof. Hadi Susilo ARIFIN, Dosen Arsitektur Landskap (ARL) IPB ini juga dihadiri oleh Prof. Iskandar Z. Siregar, beberapa dosen ARL, serta mahasiswa s1, s2, dan s3 dari berbagai bidang keilmuan.
Dalam presentasinyaa, Prof. G. Schultink menyampaikan beberapa isu hangat terkait Global Warming, diantaranya dampak perubahan iklim, prespektif global mengenai produktifitas sumber daya lahan, dan sebuah riset mengenai pemanasan global di Antartika.
Kuliah umum ini terselenggara berkat kerja sama yang dilakukan antara IPB-MSU sejak 14 Juni 2011. Kerja sama ini akan berjalan selama 5 tahun.
Masalah pengendalian penduduk juga dibahas dalam kuliah umum ini.
“Meskipun di negara maju seperti Eropa angka kelahiran rendah, penduduknya semakin padat. Bukan karena mereka memiliki anak, melainkan karena semakin banyak imigran,” terang Prof. G. Schultink saat menanggapi pernyataan dari salah satu peserta.
Prof. Schultink menambahkan bahwa jumlah penduduk yang tak terkendali mempengaruhi kesediaan pangan, air, dan kebutuhan lainnya.
Pertanyaan lain dari peserta berkenaan dengan ketidaksediaan Amerika untuk menyetujui Protokol Kyoto. Protokol Kyoto adalah sebuah amandemen terhadap Konvensi Rangka Kerja PBB tentang Perbahan Iklim (UNFCCC), sebuah persetujuan internasional mengenai pemanasan global.
 
Menurut Prof. G. Schultink negaranya tidak menyutujui protokol tersebut karena isi protokol tersebut kurang relevan.
Referensi:
http://hsarifin.staff.ipb.ac.id/
http://id.wikipedia.org/

Redaksi Koran Kampus

Redaksi Koran Kampus

Lembaga Pers Mahasiswa
Institut Pertanian Bogor

Tambahkan Komentar

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.