Cokelat Tempe (foto: Ira Widya Zahara / Koran Kampus) |
Tempe, produk pertanian yang berasal dari kedelai, biasanya dikenal hanya sebagai lauk. Kandungan protein tempe yang tinggi cocok untuk dijadikan teman makan nasi yang kaya akan karbohidrat. Namun, apa rasanya apabila tempe yang selama ini dikenal dipadukan dengan cokelat untuk dijadikan cemilan?
Asep Adianto (19), mahasiswa BDP 49, mengubah pandangan bahwa tempe tidak bisa dijadikan cemilan manis bersama cokelat. Produk cokelat tempe (coktem) yang dibuatnya adalah perpaduan antara tempe orek yang dibalut dengan cokelat. Tempe yang digoreng dengan teknik tertentu, dicelupkan di lelehan cokelat lalu dicetak dan didinginkan. Membuat coktem ini, kata Asep, hanya diperlukan tempe dan cokelat saja tanpa perlu diberikan tambahan gula.
Ide membuat coktem bermula saat Asep dan kawan-kawannya mendapati lauk tempenya banyak tersisa saat dimakan dengan nasi. “Kepikiran untuk bikin coklat tempe. Besoknya dicoba bikin, ternyata gagal. Bayangin aja tempe digoreng, dicelup sama coklat,” cerita Asep sambil tertawa. Ide membuat cokelat tempe ini memang bukannlah hal yang biasa. Sebelumnya, Asep juga pernah mencoba membuat cokelat pedas dan cokelat kacang yang kurang disukai dan dinilai sudah biasa.
Setelah terus mencoba, akhirnya pada Maret tahun lalu, Asep berhasil mendapatkan resep yang pas untuk memadukan cokelat dengan tempe. Ia juga mulai berani untuk memasarkan produk buatannya tersebut. “Saat itu nyoba jual di kelas, ternyata banyak yang suka. Malah ada yang menawarkan untuk menjadi investor cokelat tempe,” tutur Asep.
Cokelat tempe buatan Asep kini sudah mengisi di tiga tempat, yaitu di Kantin Dolphin, perpustakaan LSI, dan swalayan Al-Amin. Ada dua varian cokelat tempe yang tersedia saat ini. Varian tersebut adalah milk, bagi yang menyukai manis dan dark, bagi yang tidak suka manis. Kedepannya, Asep mengatakan bahwa akan ada varian baru bagi coklat tempenya, yakni cokelat salju dan tempe hijau.
Firra Tania Indrianty
Tambahkan Komentar