Minggu (2/11) lalu, BEM Fakultas Ekologi Manusia menggelar seminar tentang kearifan lokal sebagai acara puncak Indonesian Ecology Expo (Index) 2014 di Graha Widya Wisuda IPB. Dalam acara tersebut, ditampilkan pula fashion show busana dari barang bekas yang diikutkan dalam lomba Ecodiction 2014. Ecodiction yang juga merupakan rangkaian acara dari Index 2014 ini adalah lomba mendesain busana baru dari barang bekas. Ecodiction kali ini diikuti oleh tujuh tim peserta yang berasal dari IPB dan non IPB. Lomba desain ini mengusung tema “Kearifan Lokal sebagai Jati Diri Bangsa” yang juga merupakan tema besar dari Index 2014.
Desain Terbaik Ecodiction 2014 yang diperagakan model Nadia Noerani (GM 48)
|
Peserta Ecodiction boleh menggunakan barang baru dalam busana yang didesainnya, tetapi porsinya tidak lebih dari 40%, sedangkan 60% bahan dari busana harus menggunakan barang bekas. Penilaian yang dilakukan tim juri meliputi kreativitas, kerapian, ketelitian, detail, dan penggunaan barang bekas. Menurut Intan Meilani, salah satu juri Ecodiction, lomba desain busana dari barang bekas ini sangat unik. “Bagus sekali untuk anak muda, bisa meningkatkan kretivitas mereka. Nggak nyangka, ya, dari barang bekas pun bisa jadi baju yang cantik. Jadi tidak selalu harus mahal,” ujar Intan.
Desain terbaik Ecodiction kali ini diraih oleh Sofii Syarofa (GM 48), Anisyah Citra (Alih Jenis GM angkatan 6), dan Silvi Fatrisia (Dekanat Fema) yang tergabung dalam satu tim. Busana yang didesain Sofi dan kawan-kawan menggunakan bahan payung bekas, banner bekas, kulit telur ayam, kulit telur bebek, kepingan CD bekas, bulu cock bekas, biji pinus, dan biji saga. Karena sebagian besar menggunakan barang bekas, mereka hanya mengeluarkan modal Rp 23.500 saja. Menurut Hamidah, salah satu juri Ecodiction, hasil desain Sofi dan kwan-kawan ini sangat rapi, detailnya bagus, dan paling mirip dengan desain awal. “Aku suka sama bajunya, simple tapi tetap cantik,” tambah Hamidah.
Nur Azizah Rizki A
Tambahkan Komentar