Ketahanan nasional terbentuk dari dua suku kata, yaitu ketahanan dengan asal kata tahan (kuat) dan kata nasional (penduduk dari suatu wilayah yang telah menegara).
Pada dasarnya konsepsi ketahanan Indonesia merupakan pengembangan kekuatan nasional melalui pengaturan dan penyelenggaraan kesejahteraan dan keamanan yang seimbang, serasi dan selaras dalam seluruh aspek kehidupan secara utuh dan menyeluruh dan terpadu berdasarkan Pancasila, UUD 1945 dan wawasan nusantara.
Dalam membangun Ketahanan Nasional suatu bangsa dikenal beberapa model seperti model Morgenthau, model Alfred Thayer Mahan, dan model Cline. Bangsa Indonesia memiliki model Ketahanan Nasional tersendiri, yang disebut model Asta Gatra atau delapan aspek yang terdiri dari tiga aspek alamiah (Tri Gatra) dan lima aspek sosial (Panca Gatra).
Khususnya keterkaitan ketahanan pangan dengan Asta Gatra adalah pada Tri Gatra, Gatra Ekonomi, Gatra Pertahanan dan Keamanan. Selain dari itu, ketahanan pangan memang sangat memengaruhi ketahanan nasional suatu bangsa.
Ketahanan pangan adalah kondisi di mana seseorang dapat mengakses makanan dengan mudah. Gizi buruk, kebodohan, dan semacamnya akibat rendahnya ketahanan pangan, secara langsung menghambat pembangunan nasional juga menciptakan ketahanan nasional yang rendah. Seperti telah disebutkan sebelumnya, ketahanan nasional menjadikan penduduk sebagai aset terpenting negara.
Jadi, sebelum menimbulkan kegawatan pada umat manusia (seperti yang telah diteliti sejak lama oleh para ahli menyangkut tentang pangan) kurangnya ketahanan pangan dan kelaparan berakibat terlebih dahulu kepada negara tempat nasionalisasi individu tersebut. Ketika seseorang lapar mereka tidak dapat berpikir secara jernih dan lebih banyak mengarah pada radikalisme, ketika seseorang menderita malgizi harapan hidup mereka rendah dan tentunya mengurangi angka manusia yang dapat berkontribusi pada negara.
Karena itu, dalam praktik ketahanan nasional, pemerintah seharusnya memasukkan secara langsung topik pangan. Kebijakan ekonomi (dalam Gatra Ekonomi) harus memprioritaskan dan menyediakan insentif untuk produksi pangan. Menggunakan sumber daya alam Indonesia dengan optimal dan hasilnya ditujukan secara tepat sasaran.
Ketahanan pangan akan berbanding lurus dengan ketahanan nasional. Dengan bangsa yang cukup ketersediaan pangannya, bangsa tersebut akan berpikir lebih maju untuk memenuhi kebutuhan yang lainnya. Secara langsung meningkatkan pembangunan nasional, dan dalam ketahanan nasional dihasilkan manusia-manusia yang berkualitas dan tercukupi kebutuhan pokoknya.
Nahdah Sholihah – Kru Magang Korpus
Tambahkan Komentar