Ibu Ninuk tengah diwawancarai (foto: Eka Nofia / Koran Kampus) |
Memiliki jadwal yang padat tak menghalangi Ninuk Purnaningsih (45) untuk menjadi Kartini masa kini. Alumni IPB Tahun 1992, yang sekarang adalah Dosen Komunikasi Pengembangan Masyarakt (KPM) ini menyatakan bahwa untuk menjadi Kartini masa kini, perempuan Indonesia harus selalu sehat, pintar, dan cantik. Menurutnya, meneladani Kartini bukan hanya melihat ‘orangnya’ saja, tetapi justru menjiwai pemikiran dan semangatnya. Dulu maupun sekarang, spirit Kartini harus tetap ada dalam diri perempuan Indonesia.
“Sudah bukan jamannya lagi menarik perhatian laki-laki dengan manja-manjaan, tetapi harus dengan prestasi. Kita harus berusaha dua kali lebih keras karena kita adalah perempuan yang harus dihargai,” ujar Ninuk yang ditemui di sela-sela kesibukannya.
Lebih jauh, ibu dua orang anak ini menuturkan bahwa bekerja bagi perempuan, di rumah atau di luar rumah, menghasilkan uang atau tidak, sudah seharusnya dihargai sebagai suatu pilihan yang diambil secara sadar. Menurutnya, perempuan yang bekerja memiliki akses dan kontrol pengambilan keputusan dalam keluarga.
Pandangan itulah yang membuat Ninuk menerapkan metode pengajaran contextual learning, yaitu mempelajari sesuatu dan menghubungkan contohnya dengan kehidupan sehari-hari. Hobi traveling dan mengunjungi desa-desa sambil menganalisis keadaan masyarakat membuatnya memiliki banyak pengalaman yang bisa diceritakan kepada mahasiswanya saat kuliah.
Ninuk yang mengajar matakuliah Dasar-dasar Komunikasi dan Komunikasi Bisnis juga mengungkapkan bahwa dukungan teman-teman, lingkungan, kasih sayang, dan cinta dari orang-orang terdekatnyalah yang membuatnya bisa seperti sekarang ini. “Saya besar di lingkungan yang sangat plural dan saling menyayangi. Saya bersyukur ada di lingkungan IPB ini, karena kita kaya dalam keberagaman. Layaknya spirit Kartini yang menjalin persahabatan dengan orang-orang luar,” ujarnya menutup pembicaraan.
Nur Azizah Rizki
Tambahkan Komentar