[Resensi] 20 Feet From Stardom

Judul : 20 Feet From Stardom
Produksi : Gil Friesen
Durasi : 90 Menit

Sebuah film dokumenter yang memberipenghargaan untuk suara tanpa tanda jasa pembawa gaya musik populer di abad 21. Mereka merupakan penyanyibacking vocal atau penyanyi latar hebat, Darlene Love, Merry Clayton, Lisa Fischer, Tata Vega, Jo Lawry dan Judith Hill yang bekerja sebagai pengisi di sela-sela lagu atau mengiringi lagu-lagu dari beberapa artis terkenal seperti The Rolling Stone, Ray Charles, Michael Jackson, Stevie Wonder, David Bowie, Joe Cocker, Elton John, Luther Vandross, dll. Suara merdu penyanyi latar maupun artisnya, ditemani lantunan musik jadul yang masih begitu nyaman terdengar ditelinga. Film dokumenter ini, seperti sebuah penghormatan yang bekerja sebagai penyanyi pengiring lewat perannya di industri musik.

Film ini mengangkat kisah backing vocalyang justru tidak diperhatikan dan kalah terkenalnya dibandingkan penyanyi utama. Padahal, peran mereka sangat penting dalam lagu, sebagai pelengkap keindahan dalam lagu. Film ini memang bicara tentang para backing vocal yang selalu berada dibalik layar, tidak dikenal, tapi sebenarnya mempunyai talenta yang tidak kalah dari para artis-artis besar.Film yang di sutradarai oleh Morgan Neville mengungkap perjalanan karir para backing vocal berkulit hitam yang masuk ke industry musik. Film ini memberi gambaran cerita karir keemasan para penyanyi backing vocal di era 60-an hingga 80-an melalui interview dari penyanyi latar dan artisnya. Pengakuan para backing vocal ini tentang pengalaman mengalami masa sulit disaat karir mereka mulai menurun mulai dari usaha bernyanyi solo yang tidak laku hingga karena semakin majunya teknologi rekaman, sehingga tidak membutuhkan penyanyi latar untuk menciptakan harmonisasi vokal dalam sebuah lagu. Film dokumenter 20 Feet From Stardom ini meraih penghargaan di Piala Oscar katagori Best Documentary Feature tahun 2013 lalu, mengalahkan Act Of Killing dan The Square.

Anugerah Muhammad Zulfikar

Redaksi Koran Kampus

Redaksi Koran Kampus

Lembaga Pers Mahasiswa
Institut Pertanian Bogor

Tambahkan Komentar

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.