16 Juli 2025, Desa Sukaratu, Kecamatan Cilebar, Kabupaten Karawang, Jawa barat — Dalam rangka menumbuhkan kesadaran tentang pentingnya pengolahan sampah yang tepat, Kelompok KKN-T IPB Desa Sukaratu ajak siswa dan siswi SDN Sukaratu untuk ikut serta dalam kegiatan peduli lingkungan yang diberi nama Pendidikan Konservasi. kegiatan ini berlangsung pukul 07.30–10.30 WIB.
Tim KKN-T IPB Desa Sukaratu memutuskan untuk mengangkat program ini karena pengelolaan sampah di desa Sukaratu belum cukup baik dan belum ada sistem pengelolaan sampah yang tepat. Dalam kegiatan ini anggota KKN juga telah berdiskusi bersama pihak sekolah serta mendapatkan dukungan untuk melaksanakan program tersebut.
“Sebelum kegiatan, kita diskusi dengan kepala sekolah dan para guru tentang program yang akan dibuat, kebutuhan, hingga rangkaian kegiatannya, dan alhamdulillah dari pihak sekolah sangat mendukung.” Ujar Ramadania Sakina, penanggung jawab program kerja.
Pada kegiatan Pendidikan Konservasi, anak-anak sekolah dasar diajak untuk melakukan kegiatan edukasi yang menarik dan juga interaktif, dimana kegiatannya dibagi menjadi beberapa rangkaian kegiatan yaitu pre-test, penyampaian materi dan juga post-test.
Kegiatan Pendidikan Konservasi ini diawali dengan pre-test yang bertujuan untuk mengukur seberapa jauh pengetahuan anak tentang pengelolaan sampah. Usai tes, siswa dan siswi mengikuti sesi penyampaian materi.
Dalam sesi penyampaian materi, siswa dan siswi mulai diperkenalkan pada jenis-jenis sampah dan cara mengelolanya. Media yang digunakan diantaranya powerpoint, penyampaian lisan, dan video yang disukai oleh anak-anak. Sesi ini tidak hanya berupa pembelajaran satu arah, namun terdapat permainan edukatif dan interaktif sehingga membuat sesi ini lebih menyenangkan.
Lalu yang terakhir sesi post-test, dimana para siswa dan siswi diberikan soal yang sama dengan pre-test. Hal ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan pengetahuan mereka tentang pengelolaan sampah. Dari hasil post-test didapatkan bahwa nilai pengetahuan anak tentang pengelolaan sampah meningkat.
Ramadania Sakina dan tim mengungkapkan harapannya agar sekolah dapat terus melanjutkan program ini, karena hanya terdapat satu sekolah dasar di desa Sukaratu, selain itu melihat pada antusias para siswa dan siswi terhadap kegiatan ini, diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan mereka tentang kesadaran lingkungan.
Kegiatan memilah sampah juga memiliki banyak manfaat. Sampah organik dapat digunakan menjadi pupuk kompos, sedangkan sampah non-organik dapat dimanfaatkan menjadi barang kembali pakai yang memiliki nilai jual. Kesadaran lingkungan tidak bisa muncul begitu saja, namun harus dimulai dari lingkungan tempat tinggal dan kebiasaan. Kebiasaan yang bersih akan menciptakan lingkungan yang sehat dan bersih pula.
***
Reporter : Rossita Nurmala Dewi
Editor: Neng Apap Apiani
Sumber Gambar: Narasumber
Tambahkan Komentar