Tim Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN-T) Inovasi IPB University Desa Tegalglagah menyelenggarakan program konseling sebaya kepada siswa SMP Islam Desa Tegalglagah, Kecamatan Bulakamba, Kabupaten Brebes. Program yang berjudul Teman Cerita: Ciptakan Ruang Aman Bersama Konseling Sebaya ini dilaksanakan selama dua hari, yakni pada Rabu (23/7/2025) di kelas 8A dan Sabtu (26/7/2025) di kelas 8B dengan total peserta sebanyak 52 siswa.
Kegiatan konseling sebaya ini dilatarbelakangi oleh perkara kenakalan remaja yang belakangan ini mencuat di Desa Tegalglagah. “Permasalahan remaja disini tuh ya, Mbak. Pernah ada yang minggat dari rumah, ikut-ikutan kelompok punk, terus akhirnya terjerumus dalam pergaulan bebas. Ya harapannya dengan ada mahasiswa KKN, bisa bantu untuk mengedukasi,” ujar Alpiyah, Ketua Kader Posyandu Desa Tegalglagah, saat diwawancarai mahasiswa pada Kamis (24/6/2025).
Menanggapi kondisi tersebut, Penanggung jawab program Teman Cerita, Diana Rahmawati Pinandita, menjelaskan bahwa perilaku penyimpangan remaja tersebut dapat terjadi akibat lingkungan yang kurang suportif. “Perilaku remaja yang seperti itu biasanya berawal dari kurangnya komunikasi yang sehat antara orang tua dan anak, sehingga gejolak emosi pada mereka tidak tersalurkan dengan baik. Maka dari itu, kami berusaha untuk mengadakan kegiatan yang bisa menjadi ruang curhat yang aman bagi adik-adik Tegalglagah,” kata Diana.

Hasil need assessment yang dilakukan pada Jumat (18/7/2025) turut memperkuat temuan tersebut. Data menunjukkan 52,08 persen siswa kelas 8 cenderung memendam emosi, sementara 43,75 persen memilih tidak bercerita kepada siapa pun saat menghadapi masalah di rumah. “Data ini semakin menegaskan bahwa teman-teman remaja butuh wadah untuk belajar mengekspresikan emosi dan berbagi cerita. Karena itulah kami merancang kegiatan ini agar membantu mereka merasa lebih aman dan didengar,” terang Diana.
Rangkaian program Teman Cerita dibuka dengan permainan interaktif, yaitu tebak kata di hari pertama dan tebak gambar hewan di hari kedua. Setelah itu, siswa mendapat materi singkat tentang pengelolaan emosi remaja yang disampaikan oleh Diana. Materi mencakup validasi emosi, penjelasan ilmiah tentang kondisi emosional remaja, serta teknik komunikasi efektif dengan orang tua dan teman.

Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan sesi konseling berbentuk focus group discussion (FGD) yang dipandu mahasiswa sebagai konselor. Topik yang dipilih siswa, yakni cita-cita dan pertemanan, berhasil memunculkan keterbukaan dalam bercerita. “Ada siswa yang pas lagi ngobrol tuh, ternyata malah berani ngeluarin unek-unek ke teman dia yang ada di grup FGD yang sama. Akhirnya mereka ngobrol baik-baik sambil aku pandu, terus mereka jadi saling memahami dan baikan, deh!” papar Diana.
Meski berjalan lancar, pelaksanaan program tidak terlepas dari kendala. Ruang kelas tanpa dinding penyekat menimbulkan distraksi dari siswa kelas sebelah pada hari pertama, lalu sebagian siswa laki-laki tampak pasif saat proses FGD. Diana menjelaskan, “Iya aku notice-nya tuh ternyata siswa perempuan jauh lebih aktif dan terbuka daripada siswa laki-laki. Terkait masalah ruang tanpa sekat, kami berkoordinasi dengan guru agar pelaksanaan hari kedua dipindahkan ke kelas yang lebih kondusif.”

Program Teman Cerita kemudian ditutup dengan pembuatan “pohon cita-cita” atau dream tree, sebagai simbol motivasi bagi siswa untuk meraih tujuan dan semangat belajar. Melalui kegiatan ini, mahasiswa KKN-T IPB berharap para remaja Tegalglagah dapat lebih berani mengekspresikan diri, membangun komunikasi yang sehat, serta tumbuh menjadi generasi yang memiliki arah dan cita-cita jelas.
***
Reporter: Diana Rahmawati Pinandita
Editor: Diana Rahmawati Pinandita
Tambahkan Komentar