Dukuh Tengah, 25 — TaniCare mengadakan sosialisasi penggunaan Plant Growth Promoting Rhizobacteria (PGPR) kepada petani Desa Dukuh Tengah. Kegiatan ini bertujuan mencegah serangan penyakit cabai seperti layu fusarium, antraknosa, keriting kuning, dan busuk batang yang sering menurunkan produktivitas.
PGPR merupakan bakteri baik yang hidup di sekitar akar tanaman dan bermanfaat memperkuat perakaran, meningkatkan penyerapan nutrisi, serta menekan serangan penyakit. Dalam program ini, PGPR dibuat dari bahan lokal seperti akar bambu, dedak, gula merah, terasi, dan kapur sirih, sehingga murah dan mudah diterapkan oleh petani.

Sosialisasi dilakukan dalam bentuk pelatihan langsung yang memperkenalkan manfaat PGPR, cara pembuatannya, hingga langkah pengaplikasiannya di lahan. Tim TaniCare melibatkan perwakilan dari setiap rukun tetangga (RT) sebagai peserta utama. Strategi ini dipilih agar perwakilan dapat menjadi agen penyalur informasi sekaligus membimbing petani lain di lingkungannya. Dengan cara ini, penyebaran pengetahuan diharapkan lebih cepat meski pendampingan tim belum mencakup seluruh petani.
Respon peserta sosialisasi sangat positif. Para petani terlihat antusias mereka banyak bertanya dan berdiskusi, karena melihat PGPR sebagai solusi alami, murah, dan ramah lingkungan dibandingkan pestisida kimia. Meski demikian, tantangan masih ada. Sebagian petani terbiasa dengan metode instan, sementara PGPR membutuhkan ketelitian, kesabaran, dan konsistensi agar berhasil.

Tim TaniCare menargetkan dalam waktu tiga bulan seluruh petani di Dukuh Tengah dapat mengaplikasikan PGPR secara mandiri. Program ini sendiri masih dijalankan secara mandiri oleh kelompok Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN-T) IPB University tanpa dukungan dari lembaga maupun pemerintah.
“Pengalaman ini sangat berharga karena kami bisa berinteraksi langsung dengan petani yang terbuka terhadap inovasi. Kami berharap PGPR dapat diterapkan secara berkelanjutan untuk mewujudkan pertanian yang lebih ramah lingkungan,” ujar Pajrina, salah satu anggota tim TaniCare
***
Reporter: Fiqha Savara
Editor: Neng Apap Apiani
Sumber Gambar: Narasumber
Tambahkan Komentar