Tim PKM-PM IPB University yang diketuai oleh Sagita Salsabila berhasil memberdayakan pekerja jalanan melalui empat programnya, yaitu Karya Jalanan, Rangers Jalanan, Aksi Sosial, serta Revitalisasi Sekret. Tim yang beranggotakan Hazel Tsaqif, Iqballzah Oktaviyandi, Ardian Ramadhan, dan Zeta Raihan memilih penghuni kolong RKPK Bogor sebagai target sasaran dilatarbelakangi oleh minimnya pemahaman yang dimiliki oleh elemen masyarakat jalanan terhadap norma, aturan sosial, dan budaya lokal sehingga mereka ragu untuk terlibat dalam kegiatan masyarakat.
Program Metro Minds yang didampingi oleh Hana Indriana S. P., M. Si. juga berkolaborasi dengan masyarakat sekitar serta pemerintah, seperti Duta Genre Bogor, Duta Kreatif Jawa Barat, Dinas Lingkungan Hidup Kota Bogor, dan Satpol PP Kota Bogor untuk meramaikan dan merealisasikan program tersebut.
Konsep program yang dilakukan melalui Vocational Skill Learning ini bertujuan untuk mengurangi pekerja seni jalanan dan penampil jalanan, salah satunya adalah pengamen. Bermodalkan pelatihan-pelatihan yang dikemas dalam bentuk materi serta praktik, diharapkan dapat meningkatkan keterampilan dan memberikan pengalaman kepada pekerja jalanan tersebut. “Kami juga mengukur tingkat keberhasilan program melalui pre-assessment dan post-assessment yang berbentuk kuesioner pada media kertas,” ujar Sagita, ketua tim Metro Minds.

Kegiatan yang berlangsung mulai 3 Mei 2024 ini mendapatkan respon baik dari penghuni kolong. “Responnya senang banget karena program kami memang hasil diskusi dengan mereka secara langsung,” tutur Sagita. “Selain itu, setiap kegiatan mereka juga selalu bersemangat dalam menjalani setiap programnya,” sambungnya.
Pekerja jalanan dan masyarakat setempat sangat aktif dalam mengikuti program yang diusung oleh tim Metro Minds, mulai dari pelaksanaan Rangers Jalanan yang diawali dengan budidaya ikan dalam ember, budidaya tanaman hias, hingga edukasi dan pembuatan aeroponik, mereka konsisten mengikuti acara. Dilanjutkan dengan program Karya Jalanan, yaitu pelatihan dalam penyablonan pada media kaos dan tote bag. Penghuni kolong juga melakukan revitalisasi sekretariat Rumah Kreatif Penghuni Kolong (RKPK) guna menjadi media bercerita serta sarana untuk menuangkan kreativitas.

Tak hanya itu, Metro Minds juga mengusung program yang menitikberatkan pada kebersihan lingkungan, yang dikemas dalam kegiatan Aksi Sosial. Aksi yang dilakukan pada Sungai Ciliwung ini bertujuan agar pekerja jalanan juga memahami betapa pentingnya berperan dalam lingkungan masyarakat serta dapat mempromosikan aksi-aksi peduli kebersihan di lingkungan sekitarnya. “Tiap subprogram itu diikuti oleh 20 orang, namun untuk Aksi Sosial bertambah banyak, yaitu 45 orang,” ungkap Sagita. “Untuk kegiatan clean up itu sendiri berlangsung selama kurang lebih 3 jam. Kemudian, sampah yang sudah terkumpul diangkut oleh Dinas Lingkungan Hidup hingga mencapai 150 kg,” tambahnya.
“Cukup challenging bagi kami, karena mayoritas mereka berasal dari jalanan, takutnya mereka agak gimana gitu sama kami, ternyata baik banget,” ucap Sagita dalam menuturkan kesannya selama menjalani program. Tim Metro Minds mengungkapkan bahwa mereka akan selalu mendampingi penghuni kolong. Tim juga berharap program yang dilaksanakan ini dapat berkelanjutan. “Kami harap mereka bisa berkurang di jalanan, dalam artian bisa beralih pekerjaan dari pekerja seni jalanan ke ahli pekerjaan sesuai bidang pada program yang telah kami berikan,” tutup Sagita.
***
Reporter: Farhan Ramadhan Abdullah
Editor: Fairuz Zain
Tambahkan Komentar