Berdasarkan informasi dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah, 24 dari 26 kecamatan yang terdapat di Kabupaten Bogor memiliki potensi menengah hingga tinggi terjadi bencana longsor. Bencana ini telah menimbulkan korban jiwa dan kerugian material yang cukup besar di beberapa desa. Berawal dari kekhawatiran akan hal tersebut, tim Program Kreativitas Mahasiswa Pengabdian Masyarakat (PKM-PM) IPB University, LandMit, berhasil merancang kegiatan untuk meningkatkan kapasitas Desa Tangguh Bencana (Destana) di salah satu desa yang berada di Kabupaten Bogor, tepatnya di Desa Petir sebagai upaya mitigasi bencana tanah longsor.
Selama ini, Destana berfokus pada penanggulangan setelah bencana longsor terjadi. Tim PKM-PM LandMit menyadari kurangnya pengenalan bencana dan sistem peringatan dini pada Destana saat pelaksanaan evaluasi. Sehingga peningkatan Destana Desa Petir dilakukan tim dengan Metode Participatory Learning and Action.
Tim PKM-PM LandMit yang diketuai oleh Avrill Khayyira (SIL 59) dan beranggotakan Windy Dwi Aryanti (SIL 59), Fitri Wannisha Bilqist (SIL 59), Nifa Nakita Putri (SIL 59), dan Jose Chalvin Timothy H (SIL 59), telah melakukan edukasi dan aksinya dalam beberapa fase, yakni Introduction Phase, Observation Phase, Problem Based Discussion Phase, Action Planning Phase, dan Future Action Planning Phase.

Fase tersebut terdiri dari pengenalan karakteristik zona merah menggunakan maket tiga dimensi (3D), edukasi pembuatan alat Early Warning System, studi kasus situasi bencana untuk menemukan tanda, penyebab dan solusi dari bencana longsor melalui Focus Group Discussion (FGD), lalu simulasi posko siaga bencana. “Saat pelaksanaan simulasi, ada beberapa orang yang berperan sebagai warga, maling, dan juga wartawan agar situasi dibuat semirip mungkin dengan situasi nyata saat terjadinya bencana longsor,” ujar Ketua Tim, Avrill.
Pengabdian Tim PKM-PM LandMit tidak berhenti di situ saja. Fase terakhir merupakan rencana ke depannya untuk meminimalisir terjadinya bencana longsor dengan penanaman vetiver untuk menambah kekuatan tanah dan mengurangi infiltrasi air. Kegiatan ini nantinya akan diawasi dan dikontrol oleh Tim PKM-PM LandMit secara tidak langsung melalui Person In Charge (PIC) yang telah ditugaskan.

Seluruh kegiatan ini mendapatkan respon positif dan dukungan dari perangkat desa juga beberapa pihak Desa Petir. Antusiasme Destana Desa Petir juga sangat baik saat menjalani program edukasi dan aksi yang diberikan. Tidak hanya itu, mereka juga sangat cepat memahami apa yang disampaikan oleh tim. Destana bahkan berpikir untuk mengembangkan ilmu yang telah diberikan. Hal tersebut membuat Tim PKM-PM LandMit merasa senang dan bangga.
Keberlanjutan program merupakan harapan besar bagi Tim PKM-PM LandMit. Bekerja sama dengan Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan dan komunitas lain seperti Educana merupakan salah satu cara mencapai keberlanjutan. Hal tersebut akan memberikan benefit bagi Desa Petir agar dapat dilakukan pengembangan program baik edukasi bencana longsor maupun keterampilan mitigasi bencana longsor seperti pengembangan alat atau media pencegah longsor. “Semoga Destana Desa Petir dapat menjadi destana percontohan bagi desa lain yang memiliki masalah sama,” tutup Avrill saat menyampaikan harapannya.
***
Reporter: Nabila Farasayu Pamuji
Editor: Angga Yudha Maulana
Tambahkan Komentar