Bogor, 11 Juli 2024 – Muhammad Marhan Irakas ketua tim PKM-PM Kini Hebat, mengungkapkan antusiasme dan tujuan mulia dibalik kegiatan pemberdayaan lansia yang mereka lakukan. Proyek bertajuk “Kini Hebat” yang berfokus pada pemberdayaan lansia di RPUK Muara Kasih ini, lahir dari latar belakang personal anggota tim, dimana empat dari lima anggota tim yang tinggal bersama kakek dan nenek mereka mengalami permasalahan yang sama terkait lansia.
Rakas menjelaskan bahwa “Kini” merupakan singkatan dari “Aki” dan “Nini” yang dalam bahasa Sunda berarti kakek dan nenek. Proyek ini menggunakan metode arterapi yang merujuk pada American Art Therapy Association (AATA). Dalam kegiatan ini, berbagai aktivitas kreatif dan menghibur disiapkan untuk para lansia. Di antaranya, mengisi jurnal harian yang disebut “Jurnal Kini”, bermain board game “Puzzle Nostalgia” dengan tantangan mengingat pengalaman masa muda, program “Kini Asri” yang melatih para lansia membuat pot ramah lingkungan dan menanam tanaman, serta “Kini Berkreasi” dimana para lansia membuat sapu tangan ecoprint. Puncak kegiatan adalah “Kini Diapresiasi”, sebuah acara penutup yang mengapresiasi bakat dan keterampilan para lansia dengan penampilan dari mahasiswa, para lansia dan pengurus RPUK Muara Kasih.

Program yang berlangsung dari 29 April hingga 22 Juni 2024 ini bertujuan untuk memberdayakan lansia berusia 60-70 tahun di RPUK Muara Kasih. Selain itu, program ini juga melibatkan pelatihan untuk pengurus RPUK agar mereka bisa melanjutkan kegiatan setelah program selesai, dengan membentuk tim “Kini Rangers” dari mitra RPUK Muara Kasih.
Namun, Rakas mengakui adanya tantangan dalam berkomunikasi dengan lansia yang cenderung sensitif dan memerlukan pendekatan khusus. Tim juga harus memastikan perlakuan adil diberikan terhadap semua lansia untuk menghindari kecemburuan di antara mereka. Dukungan dari RPUK Muara Kasih sangat besar, terbukti dari antusiasme peserta yang melebihi target. Dari sasaran awal 20 lansia, ternyata yang hadir mencapai 39 lansia pada setiap program yang dijalankan.

Pengalaman berkesan bagi tim adalah bagaimana menyesuaikan cara berbicara dan berinteraksi dengan orang yang usianya jauh lebih tua, serta mengajarkan kepada aki dan nini untuk tetap berjiwa muda. “Ini menjadi pelajaran berharga bagi kami sebagai anak muda,” ujar Rakas.
Rakas berharap generasi muda dapat lebih peduli terhadap lansia, yang sering kali dianggap remeh padahal mereka memiliki banyak ilmu dan pengalaman berharga. Ia juga berharap program “Kini Hebat” dapat terus berlanjut bersama “Kini Rangers” dan diterapkan di berbagai panti jompo di Indonesia. “Kita hidup berdampingan, lansia juga perlu diperhatikan, dan kita harus banyak belajar dari mereka,” tutup Rakas.
***
Reporter: Kayla Cinta Salsabila
Editor: Fairuz Zain
Tambahkan Komentar