Peristiwa 28 Oktober 1928, yang diperingati sebagai hari Sumpah Pemuda adalah rekonstruksi simbol yang sengaja dibentuk setelah sekian lama peristiwa itu berlalu, yaitu adanya pembelokan kata ‘Poetoesan Congres’ menjadi kata Sumpah Pemuda.
Sejak kongres Bahasa Indonesia kedua di Medan pada 28 Oktober 1954, nama Poetoesan Congres berganti menjadi Sumpah Pemuda. Hal ini diusung oleh Soekarno dan M. Yamin yang sedang berusaha membangun simbol sebagai bagian dari susunan ideologi sebuah bangsa dan negara. Warisan mulia itu terus dipertahankan nyala semangatnya hingga hari ini.
Ilustrasi : Intan Nur Fathonah
Tambahkan Komentar