Menanggapi isu peningkatan jumlah pasien Corona Virus Disease (Covid-19), Tim Crisis Center Institut Pertanian Bogor (IPB) merekomendasikan penggunaan bangunan dan fasilitas Asrama Internasional sebagai tempat isolasi pasien yang terkonfirmasi positif.
“Fasilitas ini hanya digunakan untuk civitas IPB, meliputi mahasiswa aktif, dosen dan keluarga inti, serta tendik (tenaga pendidik) dan keluarga inti,” ujar Titik, selaku Kepala Unit Kesehatan IPB, Jumat (25/12).
Penggunaan Asrama Internasional sebagai tempat isolasi memiliki berbagai pertimbangan, di antaranya: terdapat persetujuan dari penanggung jawab bangunan dan fasilitas, tidak adanya penolakan dari warga setempat, Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Wilayah (Tim Crisis Center IPB) menjamin terlaksananya isolasi sesuai protokol kesehatan, tersedia kamar dengan kamar mandi dalam, sirkulasi udara yang baik, memiliki halaman yang cukup untuk olah raga, adanya kerja sama dengan pihak ketiga terkait pengelolaan limbah medis Covid-19, serta lokasi asrama yang memiliki jarak lebih dari dua meter dari rumah lainnya dan tidak dalam pemukiman.
Tekait pengawasan pasien selama diisolasi di asrama ini, Titik menuturkan bahwa terdapat pengawasan rutin yang dilakukan oleh tim yang dibentuk oleh Unit Kesehatan IPB, terdiri dari dokter dan perawat, yang dilakukan melalui komunikasi whatsapp dan telepon.
Alur penerimaan pasien dimulai dengan menunjukkan hasil swab RT-PCR yang dinyatakan ‘positif’ dan setelah ditindaklanjuti oleh dokter, pasien tidak memiliki gejala/bergejala ringan/tidak punya Komorbid (penyakit penyerta). Adapun penanganan pasien dilakukan dengan memberikan vitamin dan obat-obatan yang direkomendasikan dokter sesuai simtomnya dan dilanjutkan dengan pengawasan harian.
“Ada alokasi biaya yang dibebankan kepada IPB, yaitu untuk makan tiga kali sehari, pemberian vitamin dan obat-obatan, serta kepeluan penegakan diagnosa,” tutup Titik.
Sumber gambar : penginapan.ipb.ac.id
Diedit oleh : Gian Achmad
Tambahkan Komentar