
Warung kopi atau yang sering dikenal dengan warkop umumnya dikenal sebagai sebuah tempat yang menyajikan kopi, aneka makanan, dan minuman. Warkop juga menjadi tempat favorit untuk berkumpul bagi mahasiswa maupun kalangan umum. Belum lama ini, istilah Kopi Dinding mulai diperbincangkan oleh warga Institut Pertanian Bogor (IPB).
Kopi Dinding berasal dari Bahasa Minang yaitu ‘kopi dindiang’. Kopi Dinding diadopsi dari sebuah gerakan berbagi yang dilakukan oleh warung kopi di Pasa Mudiak, Padang, Sumatera Barat yaitu Lapau Ongga. Kopi dinding juga telah lama menjadi tren di Venesia, Italia.
Kopi Dinding di Yellow Corner (YC) IPB diinisiasi oleh salah satu Dosen IPB, Muhammad Fauzan, S.T, M.T, dan mulai dijalankan pada 29 Desember 2016 silam. Kopi Dinding menjadi sarana berbagi terhadap sesama yang membutuhkan. Tidak hanya kopi, pengunjung Kopi Dinding di YC IPB diperbolehkan memesan kudapan lain yang tersedia secara gratis.

Awalnya, Kopi Dinding dibuat dengan tujuan memberikan bantuan berupa makanan gratis kepada mahasiswa IPB yang membutuhkan. Kini, siapapun yang membutuhkan dapat menikmati layanan Kopi Dinding ini. Mahasiswa dan warga setempat yang membutuhkan layanan ini dapat langsung mendatangi YC IPB dari pukul 07.00 hingga pukul 17.00 WIB.
YC IPB terdiri dari 12 tempat makan pilihan. Porsi yang disediakan oleh masing-masing penjual adalah tiga porsi makanan, maka terdapat 36 porsi makanan yang disediakan untuk layanan Kopi Dinding setiap harinya.
Berjalannya program Kopi Dinding tak lepas dari bantuan dana yang diterima dari donatur. Tak jarang, donasi yang diberikan berasal dari masyarakat biasa yang menyantap hidangan di YC.
“Biasanya dari orang tua mahasiswa dan dosen-dosen IPB ikut berdonasi. Mereka biasanya membayar untuk dua porsi, satu porsi untuk membayar makanan mereka dan satu porsi untuk donasi layanan Kopi Dinding,” terang Lindra, salah satu penjual di YC IPB.
Dalam hal pemasaran, Kopi Dinding mempunyai akun Facebook tersendiri yaitu Kopi Dinding Yellow Corner dan telah dipromosikan oleh masing-masing penjual yang bertempat di YC. Namun, masih banyak masyarakat yang belum mengetahui perihal layanan Kopi Dinding di YC IPB ini. Terlihat dari jumlah orang yang menikmati program Kopi Dinding yang masih sedikit. Dari jumlah porsi yang disediakan, tidak setiap hari hidangan ludes dinikmati.
“Kedepannya, program Kopi Dinding diharapkan dapat memberi manfaat untuk orang banyak, serta program ini tetap berlanjut. Mahasiswa juga diharapkan dapat menyadari adanya Kopi dinding ini, karena program ini sangat bermanfaat terutama bagi mahasiswa yang membutuhkan,” harap Fauzan, mahasiswa Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen (FEM) IPB.
Vivanti Aulia
Rizka Nauli A.L.
Ed: Karina Rahmi Maulidya, Dinul Islam
Tambahkan Komentar