Menghadapi era pandemi yang tidak kunjung usai, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Dikjen Dikti) melalui perguruan tinggi di Indonesia menerapkan Problem Based Learning (PBL). Tak terkecuali IPB University, PBL merupakan model pembelajaran yang menyajikan masalah kontekstual sehingga merangsang mahasiswa untuk belajar dan bekerja tim dalam memecahkan masalah dunia nyata. Fakultas Kedokteran Hewan contohnya. Trendsetter sekaligus Fakultas Kedokteran Hewan tertua di Indonesia ini menerapkan sistem perdana PBL di semester ganjil 2021/2022.
Menanggapi sistem baru ini, Bintang Aditia, salah satu Mahasiswa FKH mengatakan, penerapan sistem PBL menggantikan proporsi nilai ujian. “Biasanya satu mata kuliah ada empat sampai lima ujian, melalui sistem ini beban ujian dikurangi, tetapi dilakukan penambahan tugas,” ucapnya. Hal ini tentu menuai pro dan kontra di kalangan mahasiswa. PBL disinyalir cukup menguras waktu, terutama mahasiswa tingkat akhir.
“Bertambahnya tugas yang diberikan membuat kami harus semakin cerdas me-manage waktu, terutama untuk mengerjakan tugas dan laporan,” jelasnya. Ia menyarankan akan lebih baik proporsi tugas dievaluasi kembali, terutama poin penilaian teman sejawat yang dirasa tidak urgent untuk dilakukan. Di samping itu, tentu saja PBL memberikan banyak manfaat. “Kami semakin paham terkait kasus di lapangan sebagai aplikasi dari materi perkuliahan,” tambahnya.
Drh Wahono Esthi, Komisi Pendidikan FKH mengatakan, memang selayaknya mahasiswa Kedokteran Hewan belajar kasus, mencari penyebab, dan pemecahannya agar terlatih menghadapi kasus nyata. Ia menambahkan, keluhan mahasiswa terkait PBL dirasa wajar. “Ini menjadi pengalaman dan memudahkan kalian nantinya.”
Harapannya, mahasiswa tetap semangat dan ikhlas dalam mengerjakan tugas PBL, aktif berdiskusi, dan tidak ragu menghubungi dosen jika ada kesulitan. Melalui BEM FKH, keluhan seputar pelaksanaan PBL ditampung dalam kuisioner untuk didiskusikan dengan pihak-pihak terkait.
Ilustrator: Ayu Amalia Sari
Editor: Ikfanny Alfi Muhibbah Shalihah
Tambahkan Komentar