Ditolak Ojek, IPB Rekrut Supir dari Luar Kampus

InstaShot_20150903_095406
Suasana pangkalan ojek berlin ramai dengan motor yang terparkir. (Foto: Ichwanul AM)

Wacana rektor IPB menjadikan supir ojek sebagai supir bis kampus dan mobil listrik urung terlaksana. Pasalnya setelah dilakukan konfirmasi, supir ojek dalam kampus menolak penawaran rekrutmen tersebut. “Tidak ada satupun dari kami yang mau,” ujar Rosyid dan beberapa supir ojek pangkalan di sekitar Berlin.

Mereka mengeluhkan nominal upah yang akan diterima lebih rendah dari penghasilan sehari-harinya sebagai supir ojek. Sedangkan, pihak IPB sendiri belum merilis secara resmi besaran upah yang akan ditawarkan.  

Sebagai gantinya, IPB mencari “driver” dari luar kampus. “Saya baru datang hari ini, belum ada pemberitahuan masalah upah karena ini juga masih program uji coba,” jelas Riki  (supir uji coba mobil listrik) yang ditemui di sekitar lapangan parkir motor FMIPA.

Sebelumnya dalam sosialisasi Green Campus di Selasa lalu (1/9), rektor menyebut IPB akan merekrut 217 supir ojek sebagai supir moda transportasi kampus ramah lingkungan ini. Akan tetapi setelah dikonfirmasi, Rosyid supir ojek kampus menuturkan mereka satu suara menolak terhadap kebijakan tersebut. Penolakan tersebut selain didasarkan besaran upah yang tidak sesuai, mereka juga sangsi terhadap kebijakan kontrak kerja berdurasi satu tahun yang diberikan. Mereka khawatir dipecat sewaktu-waktu jika melakukan kesalahan dan tidak punya pekerjaan setelah larangan aktivitas ojek di kampus resmi diberlakukan 1 Oktober mendatang.

“Sekarang IPB memiliki julukan baru, bukan Institut Pertanian Bogor, tapi Institut Pengembangan Bisnis,” keluh Rosyid dan beberapa supir ojek pangkalan di Berlin. 

“Mengenai supir ojek, keputusan ada di mereka, bukan di kita. Kita sudah beri kesempatan akan rekrut 217 orang tanpa seleksi. Saat ini pendaftaran sudah dimulai. Jika sampai batas waktu mereka tidak mendaftar, kita akan merekrut yg lebih baik dari tukang ojek,” tutur rektor IPB.

Rosyid dan supir ojek pangkalan dalam kampus lainnya berharap kebijakan yang ada nantinya dapat memfasilitasi pihak pejabat IPB, mahasiswa, dan supir ojek dengan adil. Mereka mengharapkan walaupun nantinya transportasi Green Campus berjalan, ojek juga tetap dapat operasi berdampingan.

Namun saat sosialisasi Green Transportation Selasa(1/9), rektor IPB menuturkan hal berbeda karena keputusan akhir yang IPB tentukan dengan melarang semua kendaraan berbahan bakar minyak beraktivitas dan berkeliaran di kawasan kampus IPB Dramaga.

Ichwanul AM

Redaksi Koran Kampus

Redaksi Koran Kampus

Lembaga Pers Mahasiswa
Institut Pertanian Bogor

Tambahkan Komentar

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.