Dekan Fakultas Ekologi Manusia (FEMA), Dr. Sofyan Sjaf, S.Pt, M.Si. bersama Wakil Dekan FEMA, Dr. Megawati Simanjuntak, SP, M.Si. buka suara usai berita Koran Kampus terkait nasib ruang kelas SKPM mencuat di media sosial dalam ‘Bincang Bang Dekan’ pada Rabu, 1 November di Ruang Diskusi AMG Connect FEMA.
Sesi bincang tersebut diawali dengan pertanyaan dari moderator kepada Koran Kampus terkait audiensi beserta dalih penerbitan berita. Pimpinan Umum Koran Kampus, M. Daffa Fakhi menjawab, “Dalam proses penerbitan berita tersebut, audiensi kepada fakultas atau departemen memang belum dilakukan. Karena Koran Kampus sendiri merupakan lembaga pers yang independen dalam merilis berita. Kami murni menampung keresahan dari teman-teman mahasiswa KPM dan menyalurkannya melalui berita.” Daffa melanjutkan, “Penulis dari berita tersebut sebenarnya juga sudah menghubungi Kadep KPM dan sudah menjadwalkan wawancara di hari Kamis, namun ternyata dari pihak fakultas sudah terlebih dahulu memberikan respon dengan mengadakan kegiatan bincang ini.”
Setelah sesi diskusi dengan Koran Kampus, moderator kembali membawakan topik utama kegiatan bincang kali ini yaitu problematika ketidaktersediaan ruang kelas KPM. Menanggapi persoalan tersebut, Bang Dekan mempertanyakan kembali definisi tidak punya ruang kelas sendiri, “Jadi teman-teman mahasiswa, sebenarnya tidak ada istilah ruang kelas bagi fakultas karena fungsi penempatan dan pengelolaan ruang kelas kuliah itu diatur oleh IPB melalui WR (Wakil Rektor) 1 Dit AP (Direktur Akademik dan pendidikan).”
“Yang menjadi persoalan adalah ada ketidakadilan dalam mendistribusikan ruang kelas. Mengapa kemudian terjadi distribusi kelas yang seperti itu karena kelasnya, jumlah mahasiswa, ruang kelas besar, dan ruang kelas besar itu di lingkaran radius FEMA tidak dimiliki. Misalnya jumlah mahasiswanya 60 atau 100, satu kelas itu di radius ini sangat sedikit,” tambahnya.
Setelah Bang Dekan memberikan penjelasan, mahasiswa KPM diberikan kesempatan untuk menanggapi dan mengutarakan keresahan lainnya. Sebagai mahasiswa KPM angkatan 58, M. Raihan Syaikhul Huda menyampaikan bahwa butuh kurang lebih 10 menit untuk mobilisasi dari kelas pertama di Faperta ke kelas selanjutnya di Fakultas Peternakan. Dengan 80 mahasiswa di kelas tersebut, tentunya tidak semua mahasiswa memiliki kendaraan dan bus IPB pun tidak menjangkau keseluruhan mahasiswa tersebut.
Hal ini jelas menghabiskan waktu jeda antar kuliah yang seharusnya bisa dimanfaatkan mahasiswa untuk beristirahat. Terlebih lagi, mahasiswa kerap mendapatkan omelan dari beberapa dosen maupun asprak karena terlambat masuk kelas yang disebabkan oleh hambatan mobilisasi. Afriel Amar Ar-Rasyid sebagai teman seperjuangannya juga menambahkan bahwa hal tersebut bisa berdampak terhadap ketidakefektifan belajar.
Tanggapi keresahan mahasiswanya, Dr. Sofyan menuturkan langkah awal yang akan dilakukan oleh stakeholders FEMA adalah menampung aspirasi. Rencana Wakil Dekan yang terdekat adalah mengadakan rapat dengan Departemen, Komdik, dan Sekdep SKPM pada hari jumat untuk membahas sistem pendistribusian kelas yang berjauhan agar diusahakan berdekatan di semester genap yang mendatang.
Kabar baiknya, gedung Departemen Agribisnis yang berada di radius FEMA akan menjadi milik KPM setelah gedung Agribisnis dibangun. Secara bertahap hal tersebut baru bisa tercipta pada tahun 2025-2026. Ditambah lagi 1,9 M dana disalurkan untuk perbaikan Lecture Hall dan auditorium yang mulai direnovasi pada bulan Januari mendatang sehingga FEMA bisa memiliki auditorium sendiri dengan fasilitas yang lebih memadai. Kemudian, jika dana BPIF telah ada, ruangan B1 akan direnovasi dan dibangun untuk penambahan jumlah lantai.
Reporter: Rosita, Diana Rahmawati Pinandita
Editor: Shintia Rahma Islamiati
Fotografer: Ayu Amalia Sari
Tambahkan Komentar