Kriminalitas Dibalik Gempa Lombok

Sumber: m.detik.com
Sumber: m.detik.com

Gempa berkekuatan 7,0 Skala Richter (SR) mengguncang wilayah Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat (NTB) dan sekitarnya pada hari Minggu (5/8) sekitar pukul 18.46 WIB. Titik pusat lokasi gempa berada pada 8.37 LS dan 116.48 BT pada kedalaman 15 kilometer (km). Gempa tersebut menyebabkan kerusakan di berbagai daerah di NTB. Gempa terparah dirasakan di daerah Lombok Utara, sedangkan kerusakan terparah ditemukan di Kabupaten Lombok Utara dan Kabupaten Timur. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat, hingga Senin sore, jumlah korban jiwa mencapai 98 orang.

Di tengah kepanikan yang melanda masyarakat Lombok, oknum-oknum tak bertanggung jawab memanfaatkan keadaan dengan menyebarkan berita-berita hoax. Beberapa platform dimanfaatkan para oknum tersebut, bahkan nama BMKG pun ikut tercatut. Seperti yang dilakukan oleh salah satu akun Twitter atas nama @dDBThezite yang menyebutkan bahwa akan terjadi gempa susulan di seluruh Bali pada tengah malam pukul 00.30 WIB. Beruntung, BMKG langsung merespon dengan menghalau isu-isu tersebut. Berita hoax tersebut langsung dijawab oleh Ita Ayu Purnawati, staf teknisi di Balai Besar MKG Wilayah III Denapasar melalui akun twitter pribadinya. “Sekali lagi saya informasikan bahwa tidak ada yang bisa memprediksi gempa, belum ada satu alat pun yang dapat memprediksi gempa”.

Naasnya, masyarakat masih mempercayai berita hoax tersebut. Masyarakat setempat yang panik pun meninggalkan rumah tanpa mengunci dan mengamankan harta-bendanya. Oknum tak bertanggung jawab memanfaatkan berita hoax tersebut sebagai peluang dalam melancarkan aksi jahatnya. Senin (7/8), telah terjadi penjarahan rumah yang ditinggalkan oleh masyarakat setempat.
Sindi Nopita, salah satu korban gempa yang merupakan mahasiswi dari Universitas Mataram, mengungkapkan bahwa sampai saat ini sudah 5 tersangka yang ditangkap dan 1 orang tewas dihabisi warga setempat.
“Pasca gempa, terjadi pemadaman listrik serentak di Lombok. Semua orang panik dan berhamburan menyelamatkan diri. Kebanyakan panik dan pergi begitu saja tanpa mengunci pintu rumah. Beberapa fasilitas kampus di Universitas Mataram dan rumah sakit pun mengalami kerusakan,” ungkap Sindi.
Annisa Dinulislam
Ed : Karina Rahmi
Sumber: reginal.kompas.com
m.detik.com

Annisa Dinulislam

Tambahkan Komentar

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.