Pemilihan Raya Keluarga Mahasiswa IPB adalah pesta demokrasi terbesar bagi mahasiswa/i IPB University. Namun akhir akhir ini, KM IPB dihadapkan dengan beberapa dugaan kecurangan dan kejanggalan yang terjadi selama PEMIRA KM IPB 23 berlangsung. Konflik yang bermunculan sampai pelemparan batu bertuliskan kekecewaan kepada perangkat panitia PEMIRA KM IPB 23 pun terjadi.
Ketegangan dalam pesta demokrasi sebenarnya sudah menjadi hal biasa menurut Langit Biru, Presma IPB. “Kalau bicara persoalan, sebenarnya dari tahun ke tahun, PEMIRA ada persoalannya dan berbeda-beda. Namun, saya lihat ada hal yang tidak dilakukan secara optimal di ketiga belah pihak, yaitu KPR KM, DPM KM, pendukung Paslon 01, dan pendukung Paslon 02. Saya pikir, masing-masing ada porsi salahnya.”
Namun, dari pihak Paslon 01 dan Paslon 02 pun menyatakan sikapnya di postingan Instagram akun pribadi mereka. Dalam postingan tersebut, Paslon 01 Muhammad Yuza-Muhammad Fauzan mendesak panitia PEMIRA KM menuntaskan rangkaian PEMIRA segera mungkin dan mengharapkan kepada pihak yang merasa ada kejanggalan agar dapat menempuh jalur hukum yang berlaku.
Sementara dari pihak Paslon 02 Ainun Fiki-Asmar Kalimashada, lebih menekankan poin-poin bahwa sangat disayangkan panita KPR KM tidak melibatkan paslon dalam membuat press release klarifikasi dari apa yang sudah terjadi dan selalu melempar kesalahan ke pihak ketiga. Menurut pandangan Paslon 02 Fiki-Asmar, permasalahan yang rumit dan tak kunjung selesai ini terjadi diawali oleh adanya kejanggalan terhadap suara yang hilang setelah proses perpanjangan waktu pemungutan suara.
Dari perangkat panitia KPR KM, tidak bersedia memberi tanggapan apa pun terkait hal ini. Faiz Fajriyan Rasyid menuturkan alasan ketidaksediaannya untuk diwawancarai karena dikhawatirkan akan muncul masalah-masalah baru di PEMIRA. Walau begitu, KPR KM pun sudah merilis kronologis pemungutan suara dan penghitungan suara. Bahkan, forum bersama DSTID IPB juga sudah dirilis di akun Instagram PEMIRA KM IPB. Namun, tetap saja bagi beberapa pihak, hal ini belum cukup untuk menjawab dan menyelesaikan permasalahan PEMIRA KM IPB yang sedang terjadi ini.
Dengan banyaknya masalah yang terjadi dan belum menemukan titik terangnya, membuat proses regenerasi ormawa di IPB pun semakin mundur dari jadwal yang semestinya. Semakin banyak kejanggalan yang muncul ke permukaan. Tidak dipungkiri, ini pun membuat resah beberapa mahasiswa/i yang menilai kemerosotan demokrasi di lingkungan kampus IPB University.
Langit Biru, Presma IPB, menuturkan, “Kita harus jernih dalam melihat situasi dan kondisi dari berbagai macam sudut. Cobalah untuk tidak memperkeruh suasana. Jangan sampai keberpihakan bisa memperburuk suasana.”
Reporter: Ilham Putra Susanto
Ilustrator: Ayu Amalia Sari
Editor: Ikfanny Alfi Muhibbah Shalihah
Tambahkan Komentar