[Resensi] The Amazing Spider-Man 2

Direktor: Marc Webb

Pemeran: Andrew Garfield, Emma Stone, Dane deHaan, Jamie Foxx

Durasi: 142 menit

Genre: Aksi, Petualangan, Fantasi, Sains Fiksi

Rating: PG-13

Film yang telah beredar sejak 30 April 2014 hingga sekarang ini mengundang sorotan dari banyak penggemar serial spiderman dan juga kritikus film. Spiderman yang orisinil diciptakan oleh Stan Lee ini berwujud komik, kemudian terdapat film yang diproduksi oleh Sam Raimi yang berseri Spider-man hingga seri terakhir yakni Spider-Man 3. Marc Webb memulai serial The Amazing Spider-Man (TASM) pada 2012. The Amazing Spider-man 2 adalah lanjutan dari yang pertama. Berbagai pengulas dan kritikus banyak yang membandingkan serial TASM oleh Marc Webb dengan Spider-Man oleh Sam Raimi. Saya sebagai mahasiswa biasa dan bukan penggemar spiderman mungkin tidak akan memberikan kritikan dan perbandingan semacam itu, dalam ulasan ini saya akan memberikan penilaian saya, dan mungkin Anda yang belum menonton film ini akan mau menonton.

Untuk menonton The Amazing Spider-Man 2 (TASM 2) tidak harus penggemar serial spiderman seperti membaca komik aslinya atau menonton serial Spider-Man oleh Sam Raimi, bahkan yang tidak menonton TASM sebelumnya dapat mengerti film ini. Peter Parker (Andrew Garfiled) sebagai Spider-Man melanjutkan tugasnya menghentikan kejahatan yang terjadi di kota New York, selama dia melakukan itu dia memberikan ‘harapan’ kepada masyarakat New York. Max Dillon (Jamie Foxx) adalah salah satu dari warga yang ditolong Spiderman sehingga dia menjadi fanatik terhadap spiderman. Di tengah cerita, Max menjadi musuh spiderman dengan kekuatan listrik, Electro, karena suatu kecelakaan.

Peter yang juga masih pelajar akhirnya lulus. Dia menghadiri upacara kelulusan tetapi melewatkan pidato Gwen Stacy (Emma Stones) yang sekaligus kekasihnya. Hubungannya dengan Gwen terganggu karena Peter selalu melihat ayahnya Gwen (Captain Stacy) ketika bersama Gwen. Sepertinya Captain Stacy meninggal pada film TASM sebelumnya, dan Peter bertanggungjawab atas kematiannya. Peter tidak ingin Gwen mengalami hal yang sama sehingga dia ingin menjauhi Gwen, hal ini memperburuk hubungan mereka hingga Gwen meminta putus.

Peter (kiri) dan Harry (kanan) ketika mereka bertemu kembali (sumber: google)

Harry Osborn (Dane deHaan) yang merupakan teman kecil Peter kembali ke New York karena ayahnya Norman Osborn (Chris Cooper) sekarat. Setelah ayahnya mati, Harry mengambil alih perusahaan keluarganya, OsCorp. Peter yang mendengar kematian ayahnya mengunjungi Harry, mereka melakukan reuni. Seperti yang telah diperingatkan ayahnya, Harry mengalami sakit yang telah turun menurun di keluarga Osborn. Diapun meminta Peter untuk menolongnya, dengan memberikannya darah spiderman, yang hanya bisa menolongnya karena spiderman adalah hasil percobaan antara ayahnya dengan ayah Peter. Karena kekalutannya memikirkan hubungannya dengan Gwen dan masalah yang diciptakan Max, Peter mengunjungi Harry sebagai spiderman dan menolak untuk membantu Harry.

Selama melakukan pencarian bagaimana menolong Harry, Peter menemukan temuan-temuan tentang penelitian ayahnya. Dia juga menemukan kebenaran akan mengapa orangtuanya meninggalkannya. Di lain pihak, Harry yang frustasi karena permintaannya ditolak spiderman dan dia dipecat oleh perusahaannya sendiri, meminta bantuan Electro. Mereka berdua membentuk tim. Harry mengambil alih kembali OsCorp dan mencari jalan untuk menjatuhkan spiderman, dan Electro melakukan kejahatan dengan membalas dendam kepada seluruh orang di kota New York terutama spiderman.

Tidak seperti film superhero kebanyakan yang banyak adegan berkelahi dengan penjahat, TASM 2 seimbang antara aksi dengan cerita/dramanya. Bahkan banyak yang menganggap aksinya terlalu sedikit. Saya tidak sependapat. Adegan perkelahian ditempatkan sesuai dan tepat dengan alur cerita. Setiap adegan perkelahian juga sangat dinantikan karena manuver spiderman dan tembakan jaring laba-labanya, efek seperti slow motion dan gerakan-gerakan terlihat sangat ril. Teknologi yang digunakan dalam film ini tentunya lebih maju daripada serial film Spider-man oleh Raimi belasan tahun lalu. Latar musiknya (BGM) menambah keseruan. Ketika perkelahian dengan Electro, BGM I’m Electro dan Electro’s Suite oleh komposer Hans Zimmer menambah ketegangan dan memberikan dampak begitu berbahayanya penjahat seperti Electro.

Bagi mereka yang tidak mengikuti komik asli spiderman akan terdapat peristiwa yang tidak diduga. Ini tidak mengagetkan bagi yang mengikuti komik karena memang hal ini harus terjadi. Saya tidak mengatakannya di sini silahkan mencari tahu dengan menontonnya.

Gwen Stacy diperankan oleh Emma Stones (sumber: google)

Selain perbedaan teknologi perfilman, TASM 2 berbeda signifikan dengan Spider-man 2. Jelas sekali, tidak ada Mary Jane (MJ) sebagai kekasih Peter melainkan Gwen Stacy. Tidak perlu protes, karena karakter Gwen Stacy juga terdapat di komik, perannya sesuai dengan komik, bahkan pakaiannya juga. Banyak pengulas yang memuji bagaimana kemiripan TASM 2 dengan komik orisinalnya karena Gwen ini. Karakternya, dan bagaimana cerita memberikan efek kepadanya, sangat membentuk film. Bahkan menurut teman saya, TASM 2 ini peran utamanya bukanlah Peter melainkan Gwen.

Dane dehaan sebagai green goblin (sumber: google)

Penjahat yang terdapat dalam film ini, Electro, Green Goblin (Harry), dan the Rhino. Electro pada film sangat merepresentasi bagaimana berbahayanya kekuatan listriknya sesuai dengan komik. Walau kematiannya agak terlalu mudah. Pemeran Harry adalah Dane deHaan, yang sangat berbeda dengan James Franco yang memerankan Harry pada Spider-man 2. Kedua figur ini sangat berbeda, James Franco yang bertubuh tinggi dan berambut kecoklatan, sementara Dane deHaan berambut pirang dan berkulit pucat. Keunggulan Dane deHaan yang membawakan peran Harry adalah dia dapat memberikan aura creep / mengerikan yang menunjukkannya sebagai penjahat yang harus disegani. Penampilan the Rhino sedikit mengecewakan karena berbeda dengan komiknya.

Secara keseluruhan, menurut saya TASM 2 tidak mengecewakan, bahkan lebih baik daripada Spider-Man 2. Bagian yang saya rasa unggul dan menjadi kesukaan saya adalah cerita dalam TASM 2 yang begitu mengena, begitu dramatis, dan emosional. Banyak orang yang telah menonton TASM 2 tidak bisa move on karena endingnya. Kelanjutannya yakni TASM 3 sangat dinantikan.

Nahdah Sholihah

Redaksi Koran Kampus

Redaksi Koran Kampus

Lembaga Pers Mahasiswa
Institut Pertanian Bogor

Tambahkan Komentar

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.