Minggu (9/11), Ikatan Mahasiswa Pelalongan-Batang (IMAPEKA) kembali memeriahkan pagelaran Gebyar Nusantara (Genus) 2014. Ini bukan kali pertama IMAPEKA mengikuti perhelatan kebudayaan yang setiap tahun diadakan di IPB ini. Pada genus tahun ini IMAPEKA mempersembahkan tarian Babalu yang dikombinasikan dengan drama Sulandono dan Sulasih.
Ima Audina, anggota IMAPEKA IPB menuturkan “Kisah Sulasih dan Sulandono itu diambil dari kisah Sintren, terus untuk penampilan sudah dimodif dicampur sama sejarah tari Babalu”.
Tarian Babalu sendiri merupakan tarian tradisional dari kabupaten Batang yang digunakan untuk mengelabuhi musuh dalam peperangan untuk menghindari pertumpahan darah. Tarian ini dibawakan oleh gadis yang kemudian didandani seperti seorang prajurit. Uniknya dalam pertujukan yang dibawakan, para penari juga menggunakan topi berwarna merah dan kaca mata hitam sebagai kostum pelengkapnya.
Kisah sulandono dan sulasih merukapan legenda yang dipercayai masyarakat daerah pesisir utara Jawa, tentang kisah cinta Sulandono putra Ki Bahurekso seorang tumenggung dengan seorang rakyat jelata. Karena cinta yang tak direstui, sulandono akhirnya melakukan pertapaan sedangkan sulastri memilih untuk menari.
Umi Trimukti
Tambahkan Komentar