
Uang sewa sebesar Rp 500.000 per bulan yang sudah dibayarkan PKL Kantin Stevia sejak awal berjualan, dimaksudkan sebagai biaya perawatan, pemeliharaan, dan pembersihan Kantin Stevia setiap bulannya. Berdasarkan informasi yang didapatkan dari Adang selaku Kepala Tata Usaha Fakultas pertanian, bahwa pembersihan pada bulan Desember akan dilaksanakan pada Jumat (30/12) kemarin. (baca: https://korpusipb.com/uncategorized/untuk-biaya-perawatan-pkl-kantin-stevia-bayar-sewa/ )
Namun, hasil pantauan tim peliput bahwa tidak terjadi perubahan di lingkungan Kantin Stevia. Baik segi kebersihan maupun perawatan, hingga Senin (1/1) tidak ditemukan hasil dari pembersihan lingkungan tersebut.

Berkaitan dengan hal tersebut, PKL juga menyangkal bahwasanya diadakan pembersihan setiap bulan sekali oleh pihak Faperta.
“Bersih-bersih? Mana? itu lihat tumpukan sampah di situ.” Ujar Malik, salah satu PKL. Hal tersebut juga dibenarkan oleh Hendra, pedagang telur gulung.
Selama ini PKL hanya menempati halaman bawah Kantin Stevia, kebersihan di sekitar halaman tersebut menjadi tanggung jawab para pedagang dan para ojek POKI (Paguyuban Ojek Kampus IPB) yang juga menempati halaman tersebut. Sedangkan bagian utama Kantin Stevia memang sudah sejak beberapa tahun terakhir kosong oleh para penjual, terkecuali kios fotokopi.
“Banyak pegawai ke kebun Teaching Farm panen jagung untuk dibagikan, dan waktunya mendesak” kata Adang, saat dihubungi via pesan singkat (01/01) berkaitan dengan tidak adanya pembersihan Kantin Stevia di bulan Desember.
Selain itu, listrik dan air yang sehari-hari digunakan pedagang juga tidak berasal dari Stevia. “Listrik dan air kita dapat dari warteg sebelah, bukan dari Stevia,” tambah Malik saat disinggung masalah listrik di lapak PKL.
A Fanani
Alferdian Achmad (Korpus Institute 2016)
Ed: Ratna PH
Tambahkan Komentar