Mencari Peneliti Muda Indonesia

Bogor (17/10) pukul 09.00 sekumpulan mahasiswa terlihat antusias memadati pintu Auditorium Common Class Room, IPB Dramaga. Para mahasiswa dari berbagai kampus di Bogor tersebut sedang mengantri registrasi untuk mengikuiti National Geographic Young Explorers Grants Workshop. Acara yang dijadwalkan pukul 09.30 terpakasa diundur karena antrian peserta yang masih panjang.

Sabtu (17/10) Young Explores Grants Workshop diadakan di kampus IPB Dramaga. (Foto: Jihad)
Sabtu (17/10) Young Explores Grants Workshop diadakan di kampus IPB Dramaga. (Foto: Jihad)

National Geographic Indonesia (NGI) selaku penyelenggara workshop ini membawa langsung tim National Geographic dari Amerika sebagai pemateri dan penerima Young Explorers Grants dari berbagai negara untuk berbagi pengalaman mereka. Rombongan tim National Geographic tersebut disambut oleh Dr. Mirza D. Kusrini, dosen Fakultas Kehutanan IPB.

Pemimpin redaksi NGI, Didi Kasim dalam sambutannya menyampaikan, whorkshop ini merupakan sarana belajar khususnya para peneliti muda untuk mendapatkan kesempatan yang lebih baik. Sesi pertama dibuka oleh Vice President of Reasearch, Exploration, and Conservation Dr. Jhon Francais, dengan memaparkan misi National Geographic dan program Young Explorers Grants yang khusus untuk peneliti dengan usia 19-25 tahun.

Dr. Jhon Francais membuka Young Explores Grants Worksho. (Foto: Alexa)
Dr. Jhon Francais membuka Young Explores Grants Worksho. (Foto: Alexa)

National Geographic Young Explorers Grants merupakan program rutin berupa hibah dana kepada peneliti muda di seluruh dunia. Dibagi dalam tiga bidang yaitu eksplorasi, penelitian ilmiah, dan konservasi. Rebecca Martin, Director of Young Explorers Grants and Expeditions, kemudian memandu sesi selanjutnya dengan memperkenalkan para peneliti yang berhasil mendapatkan grants sebesar 5.000 US dolar tersebut.

Mereka adalah Mark Phuaong peneliti keanekaragaman ‘keong racun’, Hannah Reyes yang meneliti sosial budaya masyarakat pedalaman di filipina, Prasenjeet Yadev peneliti dari India, dan Robert Suro peneliti orang utan di Kalimantan. Mereka berbagi suka duka selama eksplorasi dan penelitian mereka setelah mendapat grants dari National Geographic. Banyak pengalaman lucu dan unik yang mereka ceritakan sehingga peserta yang hadir ikut tertawa.

Penerima Young Explorers Grants baris depan, kanan-kiri: Prasenjeet Yadev, Mark Phuaong, Hannah Reyes, dan Robert Suro. (Foto: Jihad)
Penerima Young Explorers Grants baris depan, kanan-kiri:
Prasenjeet Yadev, Mark Phuaong, Hannah Reyes, dan Robert Suro. (Foto: Jihad)

Selanjutnya Dr. Rob Lee, Director of the Global Exploration Fund, menjelaskan langkah-langkah untuk mendapatkan Young Explorers Grants beserta tips dan saran dalam pembuatan proposal ide project yang akan diajukan.  Sebelum memasuki sesi diskusi, Dr. Tim Laman yang juga hadir di workshop ini tak ketinggalan berbagi cerita dan pengalamannya sebagai ahli biologi dan fotografer di National Georaphic. Mulai dari pertama kali datang ke Indonesia sekitar 30 tahun yang lalu, kisah keluarganya yang setia memdapinginya kemana pun, hingga hal yang paling berkesan baginya ketika meliput burung cendrawasih di Papua.

Dr. Tim Laman ahli biologi dan fotografer di National Georaphic berbagi kisah dan pengalamannya. (Foto: Alexa)
Dr. Tim Laman ahli biologi dan fotografer di National Georaphic berbagi kisah dan pengalamannya. (Foto: Alexa)

Workshop ditutup dengan sesi diskusi yang berlangsung menarik dengan peserta yang semakin antusias dan banyaknya pertanyaan yang diajukan. Namun 15 peserta terpilih  yang sudah mengajukan ide project mereka, berkesempatan berdiskusi langsung dengan tim National Geographic dan penerima Young Explorers Grants di sesi tersendiri. Sebuah kesempatan yang langka dapat langsung berdikusi dan mendapat masukan dari para peneliti kelas dunia.

Ditemui setelah acara, Didi Kasim mengatakan masalah saat ini adalah peneliti Indonesia masih belum dapat menyampaikan ide project mereka dengan baik. Oleh karena itu NGI nantinya akan mengadakan program yang mendukung hal tersebut seperti workshop fotografi dan penulisan. Didi juga berharap narasumber National Geographic Young Explorers Grants Workshop selanjutnya adalah generasi muda Indonesia dan penelitian di negeri ini akan didominasi oleh peneliti dari Indonesia sendiri.

Untuk info lebih lengkap seputar National Geographic Young Explorers Grants dapat mengunjungi nationalgeographic.com/yeg

 

Jihad J

@jihadje

Redaksi Koran Kampus

Lembaga Pers Mahasiswa
Institut Pertanian Bogor

Tambahkan Komentar

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.