Selasa, (22/7/2024), Tim KKNT Inovasi IPB mengunjungi SD Negeri 1 Ngangkatan untuk mengenalkan metode penanaman hidroponik kepada siswa-siswi kelas 5 dan 6 di sekolah tersebut. Kehadiran sekelompok mahasiswa KKN yang beranggotakan 7 orang ini disambut baik oleh pihak sekolah, bahkan siswa-siswinya juga memiliki antusiasme yang tinggi terhadap kegiatan yang diselenggarakan.
Hidroponik atau yang biasa dikenal dengan budi daya tanaman tanpa tanah (soilless culture) merupakan metode budi daya tanaman yang memanfaatkan air sebagai media tanamnya. Metode tanam ini lazim diaplikasikan pada pertanian berbasis urban farming, serta sering kali dipilih karena memiliki keunggulan berupa perawatannya yang praktis.
Desa Ngangkatan sendiri adalah desa petani yang memiliki komoditas utama bawang merah dan padi. Di desa tersebut, penduduknya tanpa pandang usia sudah familiar dengan kegiatan bertani di atas media tanah.

“Kami ingin anak-anak di desa ini mengenal suatu model penanaman baru, bukan dengan tanah seperti yang biasa mereka lihat, tapi dengan sistem hidroponik,” papar Nawal Alhakim Arta, Koordinator Tim KKNT Inovasi IPB Desa Ngangkatan.
Tak hanya memperkenalkan metode tanam hidroponik, Tim KKNT Inovasi IPB Desa Ngangkatan juga mengajak siswa-siswi yang hadir untuk mempraktikkan langsung penanaman selada menggunakan metode tersebut.

“Karena ini menggunakan media air, tanamannya tidak perlu disiram setiap hari. Cukup diganti dan dicek secara berkala kondisi airnya,” jelas Nawal di hadapan siswa-siswi SD Negeri 1 Ngangkatan.
Pada kegiatan tersebut, para siswa tidak hanya mengenal cara budi daya hidroponik, tetapi juga mengenal hal-hal baru, seperti penggunaan vitamin pada media tanam air, penggunaan rockwool sebagai media semai selada, serta memungkinkannya penggunaan tempat yang relatif kecil untuk bertani.
***
Reporter: Fatin Humairo
Editor: Fairuz Zain
Tambahkan Komentar