Bogor, 14 Juli 2024 – Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) yang bertajuk “The Golden Circle: Penguatan Literasi Anak-Anak Pemulung Miftahul Huda Desa Kedung Badak Menggunakan Metode Edutainment sebagai Upaya Optimalisasi Program P5” berhasil mengimplementasikan berbagai program literasi untuk anak-anak pemulung di Desa Kedung Badak, Bogor. The Golden Circle mengusung tiga muatan utama, yaitu: literasi baca, tulis, dan hitung.
Sebelum pelaksanaan, tim PKM melakukan sosialisasi kepada orang tua dan mengadakan pre-test untuk mengukur kemampuan literasi mereka. Program literasi baca yang diberi judul “Read and Fun” ini mencakup kegiatan seperti Harmoni Kata, Suaraku Budayaku, dan Teka-Teki Cerita. Sementara itu, literasi tulis dengan tema “Write and Play” menghadirkan Buku Petualangan, Menjelajah Gambar, Aku di Masa Depan, dan Dinding Karya. Literasi hitung diberi judul “Math and Games” dengan subprogram seperti Kartu Cerdas dan Petak Pintar.

Keunikan The Golden Circle terletak pada penggunaan metode edutainment, yang menggabungkan pendidikan dan hiburan. Program ini berlandaskan pada P5 dalam Kurikulum Merdeka Kemendikbudristek, yang menghubungkan dimensi, prinsip, dan tema Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) sehingga setiap program dapat mencapai output yang optimal dan terukur secara sistematis. Hasil dari The Golden Circle menunjukkan peningkatan signifikan dalam literasi baca, tulis, dan hitung anak-anak di sana.
Anggota tim PKM yang berkontribusi dalam program ini adalah Muhammad Abdan Rofi (Statistika 59) sebagai ketua, dengan anggotanya Haspie Salsa Hermawa (Teknik Sipil dan Lingkungan 58), Candra Ekayuliana (Agribisnis 59), M. Syahrul Rizki (Silvikultur 59), dan Azzahra Bunga Permana (IKK 59). The Golden Circle didampingi oleh Dr. Soni Trison S.Hut. M.Si dari Departemen Manajemen Hutan.

Optimalisasi Program P5 bertujuan untuk membentuk karakter dasar dan mengubah mindset anak-anak Desa Kedung Badak, khususnya dalam meningkatkan literasi baca, tulis, dan hitung. The Golden Circle dilatarbelakangi oleh kondisi anak-anak desa yang kurang mendapat dukungan pendidikan dari orang tua mereka yang mayoritas bekerja sebagai pemulung.
***
Reporter: Ramadhan Catur Pratama
Editor: Fairuz Zain
Tambahkan Komentar