Lenosid: Pestisida Alami dari Ekstrak Buah Mengkudu dan Lerak Karya Mahasiswa IPB University

Mahasiswa IPB University yang tergabung dalam Tim PKM-K berhasil membuat inovasi produk pestisida alami bernama Lenosid yang terbuat dari ekstrak buah mengkudu dan lerak. Lenosid dipercaya mampu menghalau hama karena kandungan yang terdapat pada dua buah tersebut. Buah mengkudu mengandung flavonoid yang berperan sebagai racun penghambat metabolisme dan sistem saraf, sedangkan buah lerak mengandung alkanoid yang berfungsi sebagai penghalau serangga. Selain itu buah lerak juga mengandung terpenoid sebagai zat repellent dan saponin sebagai perekat.

Diinformasikan bahwa Tim PKM-K tersebut terdiri atas lima mahasiswa. Kelima mahasiswa tersebut diantaranya Mira Nadhira sebagai ketua tim/CEO, Fetti Andriya Kurniya Ningsih sebagai CTO, Sindi Pramanik Maharani sebagai CPO, Naila Mazidah sebagai CMO, dan Fatimma Adz Zahra sebagai CFO, serta didampingi satu dosen pembimbing, Lia Nurulalia, SP., M.Si.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Mira Nadhira, selaku ketua tim pada 25 Agustus 2022, ada beberapa alasan mengapa Mira dan timnya membuat produk pestisida alami tersebut. Yang pertama, karena keresahan terhadap pestisida berbahan kimia yang masih banyak ditemui di Indonesia. 

“Kenapa membuat produk ini karena pertama permasalahan pestisida kimia atau sintesis itu banyak sekali di Indonesia,” Kata Mira.

Kedua, banyak petani menggunakan pestisida dengan tidak tepat guna sehingga menimbulkan kerusakan lingkungan dan residu pada tanaman. Ketiga, berubahnya gaya hidup masyarakat yang beralih ke produk-produk organik sehingga permintaan akan produk organik semakin meningkat.

“Jadi karena adanya masyarakat itu ingin beralih ke produk-produk organik maka itu permintaan produk organik itu meningkat,” kata Mira.

Produk pestisida pertama di Indonesia yang berbahan ekstrak buah lerak dan mengkudu ini memiliki beberapa keunggulan, diantaranya berbahan organik, harga ekonomis dan terjangkau, ramah lingkungan, memanfaatkan sumber daya lokal, inovasi terbarukan, serta mendukung pertanian organik berkelanjutan. 

Selain itu, Lenosid juga mendukung program Sustainable Development Goals (SDGS) nomor 12 (konsumsi dan produksi yang bertanggungjawab, nomor 13 (penanganan perubahan iklim), dan nomor 15 (ekosistem daratan). Proses produksi Lenosid telah dimulai sejak tanggal 1 Agustus 2022 dan perlu waktu enam sampai tujuh jam untuk membuat 50 produk.

Mira menyampaikan bahwa ada dua jenis produk Lenosid, yang pertama produk “ekstrak murni” dengan harga Rp15.000 dan produk “siap pakai” dengan harga Rp17.000. Produk “ekstrak murni” merupakan produk yang berisi ekstrak murni dari buah mengkudu dan lerak yang kemudian pelanggan bisa mencampurkannya sendiri dengan air sesuai dengan petunjuk yang ada pada kemasan ketika ingin menyemprotkan pada tanaman yang terkena hama. Sedangkan produk “siap pakai” bisa langsung digunakan tanpa perlu meracik lagi. Lenosid dapat dibeli melalui marketplace yakni Shopee (Plantasid Corp), Instagram (@lenosid.id), dan WhatsApp Business (+62 813-8455-6826).

Reporter : Shintia Rahma Islamiati

Editor      : Agung Nugroho

Redaksi Koran Kampus

Redaksi Koran Kampus

Lembaga Pers Mahasiswa
Institut Pertanian Bogor

1 Komentar

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.