24 Juli 2024 menjadi titik awal bagi 8 mahasiswa IPB University melaksanakan KKNT Inovasi di Kelurahan Bandengan, Kota Pekalongan. Rancangan program kerja ini bertemakan “Pengembangan Berkelanjutan Masyarakat Agromaritim untuk Mencapai Socio-Resilience” yang diimplementasikan dalam tiga kegiatan utama, salah satunya optimalisasi budi daya ikan nila menggunakan metode keramba jaring tancap (KJT).
Kelurahan Bandengan merupakan wilayah pesisir utara Kota Pekalongan yang mayoritas penduduknya beternak bandeng. Namun, musibah banjir rob di Kota Pekalongan pada tahun 2010 membuat benih-benih bandeng lolos dan menyebabkan terjadinya gagal panen. Harapan masyarakat Bandengan akan budi daya ikan meredup dan memunculkan rasa takut untuk beternak kembali.
Berdasarkan survei di lokasi, tim bertemu dengan kelompok pembudidaya yang terdiri atas Jami’l, Muri, Ismed, dan Dario yang telah menjajal peluang regenerasi. Gimnastiar Al Saefulloh, Koordinator Kelurahan Bandengan, menyebutkan bahwa kelompok pembudidaya tersebut telah memasang dua petak keramba jaring tancap untuk budi daya ikan bandeng dan nila. Sayang, karena manajemen budi daya yang kurang optimal, hasil yang dicapai belum maksimal.

“Karena airnya yang sudah tidak payau lagi, sudah tawar, jadi ikan bandeng susah berkembang,” ujarnya. Mahasiswa Departemen Budidaya Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan itu menambahkan, bahwa perairan yang sudah cenderung tawar lebih cocok untuk beternak ikan nila.
Tim yang beranggotakan Gimnastiar, Syifa, Anandien, Khalishah, Fachriza, Marwan, Noura, dan Dhea ini memulai ekspansi keramba jaring tancap khusus budi daya ikan nila. Keramba jaring tancap dipasang dengan tujuan memaksimalkan hasil dan membangun kembali ketertarikan masyarakat akan budi daya ikan. Di samping dua keramba jaring tancap yang telah tercanang, tim memasang keramba jaring tancap baru. Benih ikan nila ditebar dalam satu keramba jaring tancap untuk dilanjutkan proses budi dayanya selama satu siklus, yaitu sekitar 4-6 bulan.
Bersama mitra, tim KKNT Inovasi IPB mengakomodasi suksesi keramba jaring tancap yang baru dengan pengadaan pakan. Budi daya ikan nila memerlukan feeding program yang jelas dan pencatatan yang baik, supaya tidak boros ongkos pakan. Oleh tim, masyarakat juga difasilitasi buku panduan budi daya keramba jaring tancap sebagai pegangan untuk memanajemen budi daya sehingga hasil panen yang akan datang optimal.

Kepada tim, Jami’il, selaku salah anggota kelompok pembudidaya berkata, “Sebelumnya sudah ada tim KKN yang datang, tapi sebatas memberi fasilitas saja. Tim yang datang dari IPB ini membuka pikiran masyarakat mengenai manajemen budi daya yang baik dan keuntungannya lebih jelas.”
Tantangan tentu dihadapi oleh tim KKNT Inovasi IPB Kelurahan Bandengan. Gimnastiar menyebutkan bahwa kemitraan membantu fasilitasi biaya investasi pemasangan keramba jaring tancap dan adanya bantuan benih dari Dinas Kelautan, tetapi warga masih menolak kesempatan tersebut. Beruntungnya, masih ada kelompok pembudidaya yang mau menerima dan mencoba kembali.
Rencananya, lokakarya kedua akan dipresentasikan oleh tim bersama dengan tim lain di Kecamatan Pekalongan Utara pada tanggal 2 Agustus 2024. Melalui wawancara yang telah dilakukan oleh Koran Kampus, Gimnastiar menyelipkan harapan tentang keberlanjutan program. “Harapannya, semoga yang sudah kita bantu bisa bermanfaat bagi warga dan berkelanjutan. Dan harapannya untuk temen-temen, semoga bisa menjadikan KKN kali ini sebagai pelajaran untuk hidup bermasyarakat dan menjadi pribadi (yang) lebih baik lagi kedepannya,” tutupnya.
***
Reporter: Matta Cinta Salsabila
Editor: Fairuz Zain
Tambahkan Komentar