Sabtu (1/06), BEM Fakultas Pertanian IPB bersama Himpunan Mahasiswa Ilmu Tanah mengadakan talkshow yang berkolaborasi dengan PT Trimegah Bangun Persada Tbk (Harita Nickel). Talkshow ini mengusung tema pertambangan cerdas dan peduli lingkungan. Acara tersebut berlangsung di Auditorium Jannes Humuntal Hutasoit (JHH) Fakultas Peternakan IPB. Talkshow ini menghadirkan langsung beberapa direktur dan manajer Harita Nickel sebagai pemateri, didukung oleh dosen Fakultas Pertanian IPB sebagai moderator.
Talkshow tersebut diawali oleh sambutan dari Ketua BEM Fakultas Pertanian, M. Ghozi Maulana dan dilanjutkan dengan sambutan sekaligus pembukaan simbolik oleh Dekan Fakultas Pertanian, Prof. Dr. Ir. Suryo Wiyono, Msc.Agr. Acara talkshow sendiri dibagi menjadi beberapa sesi sesuai dengan bidang pemateri. Sesi pertama diisi oleh Ir. Tonny Gultom IPU., ASEAN Eng sebagai HSE Director dari Harita Nickel. Dalam sesi ini, Tonny memperkenalkan deskripsi perusahaan Harita Nickel beserta perannya untuk Indonesia.
“Kalau kita lihat dari perubahan iklim, tahun 2023 dunia telah mengalami kenaikan temperatur sebesar 1,23°C. Saat ini, berbagai negara telah melakukan kesepakatan untuk mencegah terjadinya pemanasan global. Pemerintah Indonesia memiliki komitmen yang tinggi dalam kesepakatan ini. Komitmen ini harus didukung oleh perusahaan dan juga swasta. Disinilah perusahaan Kami berperan,” ujar Tonny.
Tonny menjelaskan bahwa sektor penyumbang emisi karbon tertinggi adalah sektor transportasi. Oleh karena itu, tren global sistem energi mulai beralih kepada energi listrik untuk mengembangkan transportasi listrik yang minim emisi karbon. Peralihan tren energi ini menyebabkan pertumbuhan permintaan yang drastis terhadap nikel sebagai bahan utama baterai pengganti BBM. Hilirisasi energi ini mengakibatkan pertumbuhan nilai jual nikel yang menguntungkan Indonesia sebagai salah satu negara penghasil nikel terbesar.
Setelah sesi pertama tentang pengenalan nikel, perspektif global dan mineral kritis dalam transisi energi selesai, dimulailah sesi kedua yang mengangkat topik pengelolaan lingkungan dan target penurunan emisi. Sesi kedua dibawakan oleh Windy Prayogo, Environmental Marine Manager Harita Nickel. Windy menerangkan bahwa regulasi pengelolaan lingkungan yang diterapkan oleh Harita Nickel sudah memenuhi tuntutan standar dari pemerintah. “Kami juga terus melakukan inspeksi agar kegiatan kami menimbulkan dampak positif bagi lingkungan,” tegasnya.
Dalam pemaparannya, Windy menyebutkan bahwa ruang lingkup pengelolaan lingkungan Harita Nickel terbagi menjadi lima bagian, di antaranya adalah pengelolaan air limpasan dan air tanah, pengelolaan limbah domestik, ekologi, udara, dan keanekaragaman hayati. “Dalam mengelola air limpasan, air tersebut ditempatkan pada saluran-saluran khusus kemudian difiltrasi. Sehingga air yang keluar itu sudah jernih dan pH-nya sudah sesuai. Pengelolaan ini menggunakan sistem online secara real time sehingga bisa dipantau langsung oleh pemerintah,” kata Windy.
Selanjutnya untuk sesi ketiga, Dr. Retno Dewi Handayani, S.Hut., M.Si sebagai Green Mining Manager Harita Nickel tampil membahas pemanfaatan slag nickel. Slag nickel berpotensi untuk meningkatkan ketahanan sel dalam proses fotosintesis tanaman. Slag nickel membantu memudahkan tanaman dalam menyerap air. Sesi keempat yang bertopik tata kelola program pemberdayaan masyarakat dibawakan oleh Latif Supriadi, Head of External Relations Harita Nickel. Latif menjelaskan bahwa tata kelola mereka berfokus pada lima bidang, yaitu kesehatan, pendidikan, ekonomi, sosial budaya, dan pengembangan masyarakat.
Sesi terakhir dibawakan oleh Kepala Laboratorium Riset Unggulan IPB, Dr. Ir. Irdika Mansur, M.For.Sc. Irdika memaparkan program yang dilakukan Harita Nickel dalam mentransformasi lahan bekas tambang menjadi lahan lanskap produktif. Program-program tersebut diantaranya adalah pengembangan sawah padi dan jagung, pengembangan kebun karet dan sawit, pengembangan tanaman atsiri, serta pembangunan peternakan sapi, peternakan kambing, dan peternakan ayam. Semua program pembangunan tersebut telah Harita laksanakan di lahan bekas tambang. Program reklamasi khusus ini pun menjadi program unggulan mereka. Hal ini dikarenakan reklamasi yang mereka lakukan tidak hanya sebatas menimbun tanah saja, namun memanfaatkan tanah tersebut menjadi sesuatu yang produktif dan berkelanjutan.
***
Reporter: Diana Rahmawati Pinandita
Fotografer: Adinda Fauziah
Editor: Rosita
Tambahkan Komentar