Mahasiswa IPB University yang tergabung dalam Tim KKN-T Desa Bantar Karet menggagas sebuah program bernama “Sekolah Seni Riang” (SSR) dengan mengajarkan Bahasa Inggris dan pengelolaan sampah kepada siswa SD dan PAUD melalui cara yang menyenangkan dan menarik. Program tersebut diselenggarakan pada tanggal 9-13 Januari 2023 bertempat di SDN Gunung Dahu, Desa Bantar Karet, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Diinformasikan bahwa Tim KKN-T Desa Bantar Karet tersebut terdiri atas sepuluh mahasiswa. Sepuluh mahasiswa tersebut diantaranya Arina Salsabila, Anisya Saeila Putri, Thery Prastika Soedarmodjo, Erza Dasilva Sadah Madinah, Nail Radhy Ilyas, Muhammad Laudry Alghazali, Riffan Riyadi, Adam Abdul Aziz, Brema Atmaja, dan Arwinrajh Sureshkumar serta didampingi dua Dosen Pembimbing Lapang (DPL), Muhammad Baihaqi, S.Pt, M.Sc dan Drh. Vetnizah Juniantito, PhD, APVet.
Pada tanggal 9-10 Januari 2023 mereka mengajarkan Bahasa Inggris kepada siswa SD dan PAUD sesuai dengan kemampuan yang dimiliki oleh peserta dan sesuai dengan kurikulum yang ada. Materi Bahasa Inggris yang disampaikan diantaranya tentang nama-nama hewan, nama-nama hari, perkenalan/introduction, dan hitung-hitungan simpel. Materi-materi tersebut disampaikan dengan cara yang menyenangkan melalui lagu-lagu.
Kemudian dilanjut pada tanggal 11-13 Januari 2023 yaitu pelaksanaan program pengelolaan sampah. Mereka mengajarkan kepada anak-anak bagaimana cara memilah dan mendaur ulang sampah melalui pamflet-pamflet yang bisa ditempel di dinding. Selain itu juga diselenggarakan perlombaan mendaur ulang sampah menjadi barang-barang yang lebih berharga.
Arina Salsabila, salah satu anggota Tim KKN-T Desa Bantar Karet mengatakan alasan timnya menggagas program tersebut karena anak-anak di SD tersebut belum mendapat mata pelajaran Bahasa Inggris sehingga kemampuan bahasa inggris mereka masih rendah.
“Alasanya pastinya sebelum membuat proker itu pretest dulu, survei gimana kondisi pendidikan di desa tersebut, survei ke guru guru dan anak anak ternyata dari anak anak tersebut memang tidak ada mata pelajaran Bahasa Inggris sehingga kemampuan Bahasa Inggris masih rendah, kenapa memilih tema sekolah seni riang karena kami percaya belajar itu juga bisa dilakukan secara kognitif melalui kegiatan seni atau keterampilan sehingga belajarnya menjadi lebih menarik dan fun,” kata Arina.
Arina juga menjelaskan tujuan dari program tersebut agar bisa memberikan informasi dan pandangan baru kepada anak-anak bahwa belajar Bahasa Inggris itu tidak susah dan bisa dipelajari dengan cara yang menyenangkan. Selain itu kita juga bisa memanfaatkan sampah-sampah yang ada disekitar dengan cara memilahnya dan mendaur ulang menjadi sesuatu yang lebih berharga.
Program yang telah digagas oleh Tim KKN-T Desa Bantar Karet tersebut mendapat respon positif dari anak-anak SD dan PAUD yang antusias dalam mengikuti program tersebut dan pemahaman mereka mengenai Bahasa Inggris semakin meningkat dibuktikan dari hasil pre test dan post test.
“Hasilnya cukup positif, hasil dari pre test dan post test cukup signifikan yang sebelumnya mereka bener-bener tidak tahu Bahasa Inggris di pre test nya salah semua akhirnya di post test nya benar semua walaupun masih ada beberapa yang salah.” kata Arina.
Kendala dari program “Sekolah Seni Riang” adalah banyaknya anak anak yang pengetahuan Bahasa Inggrisnya masih nol sehingga kurikulum yang dibuat harus disesuaikan berdasarkan kemampuan mereka, selain itu ada juga beberapa dari mereka yang kemampuan membaca dan menulisnya masih kurang.
“Bahkan anak kelas 6 ada yang belum lancar juga baca tulisnya dan itu jadi salah satu kendala kita, kita akhirnya bantu juga untuk kasih kelas tambahan di luar jam sekolah untuk mereka belajar baca dan tulis,” kata Ariana.
Reporter: Shintia Rahma Islamiati
Tambahkan Komentar