Sunscreen Hottus: Tim PKM-K IPB University Manfaatkan Limbah Cangkang Telur untuk Ciptakan 3 in 1 Sunscreen Spray

Kenaikan suhu panas pada siang hari di Indonesia yang cukup tinggi membuat paparan sinar matahari semakin menyengat. Sinar matahari memang memiliki manfaat baik, namun paparan sinar matahari yang terlalu intens dalam waktu lama dapat menimbulkan kerusakan pada kulit. Bahkan, dapat memicu permasalahan kulit, seperti munculnya tanda penuaan dini, kulit terbakar, dan menyebabkan warna kulit menjadi tidak merata, sehingga penggunaan sunscreen menjadi kebutuhan mendesak untuk melindungi kulit dari bahaya paparan sinar UV.

Melihat kebutuhan ini, tim Hottus dari PKM-K IPB University yang beranggotakan Devi Ermasari (MNI 59), Iikh Nurazizah (MNI 59), Nadilla Rahmah (MNI 59), Sabilla Jahra Anggraeny (ANKIM 59), dan Tegar Dwi Setyohadi (ANKIM 59), serta dibimbing oleh Dr. Novia Amalia Sholeha, S. Si. menciptakan sebuah produk bernama Sunscreen Hottus berupa sunscreen spray yang menawarkan perlindungan 3 in 1 untuk melindungi kulit dari sinar UV, menghidrasi, dan membantu mencerahkan kulit. Produk ini dibuat menggunakan bahan alami seperti ekstrak daun amis-amisan dan cangkang telur yang menjadikannya aman untuk digunakan.

“Kami melihat banyak limbah cangkang telur yang belum dimanfaatkan dengan baik, dan daun amis-amisan juga biasanya hanya digunakan untuk pengobatan. Jadi, kami ingin menciptakan sesuatu yang belum ada di Indonesia dengan memanfaatkan bahan-bahan alami ini,” jelas Nurazizah, salah satu anggota tim.

Sumber: Narasumber

Sunscreen Hottus ditujukan untuk semua kalangan, terutama mahasiswa, pecinta alam, dan orang-orang yang banyak beraktivitas langsung di bawah sinar matahari. Sunscreen Hottus sendiri memiliki kemasan unik yang dilengkapi dengan huruf braille pada kemasan sekundernya, sebagai bentuk inklusivitas bagi penyandang disabilitas tunanetra. Produk ini pun mudah untuk diaplikasikan dan tersedia dengan harga yang terjangkau.

Kini, Sunscreen Hottus tersedia dalam ukuran 30 ml dengan harga Rp35.000 yang menjadikannya solusi ekonomis untuk memberikan perlindungan kulit. Kemasan yang digunakan pada produk ini menggunakan bahan ramah lingkungan, sehingga dapat mengurangi limbah plastik dan mendukung keberlanjutan lingkungan. Sunscreen Hottus mulai dipasarkan secara eksklusif melalui media sosial, bahkan beberapa produk sudah terjual di Malaysia, yang menunjukkan bahwa konsumen memiliki ketertarikan besar terhadap inovasi produk ini.

Untuk meningkatkan visibilitas, tim Hottus memanfaatkan media sosial seperti TikTok, Instagram, Shopee, dan Tokopedia dengan nama hottus.id sebagai sarana pemasaran. Mereka juga gencar melakukan personal selling dan bekerja sama dengan Klinik Bisnis Digital (KlikBi) dari Sekolah Vokasi IPB untuk memaksimalkan pemasaran.

Sumber: Narasumber

“Produk ini memiliki kandungan SPF 30 dan sudah terjual sebanyak 60 pcs, yang menjadikannya siap sebagai solusi perlindungan kulit yang efektif,” ujar Nurazizah. Hal ini jelas menunjukkan adanya antusiasme yang tinggi dari konsumen, sehingga tim berkomitmen mengembangkan formula yang lebih baik dan mampu merawat kulit secara menyeluruh.

Dalam prosesnya, tim juga menghadapi beberapa tantangan, salah satunya ialah menghilangkan bau amis dari cangkang telur. Namun, permasalahan ini teratasi langsung dengan tambahan ekstrak mawar yang tidak hanya efektif dalam menetralkan bau, tetapi juga memberikan aroma yang menyegarkan. Sunscreen Hottus sudah memiliki hak paten dan Nomor Induk Berusaha (NIB) yang menjadikannya produk dengan nilai kredibilitas yang baik.

Tim Hottus berharap dapat memperoleh sertifikasi halal dan izin BPOM sesegera mungkin. Kedepannya, tim akan melakukan pengujian lebih lanjut untuk memperbaiki permasalahan produk dan mencoba menjalin kerja sama dengan beberapa influencer terkait agar dapat memperluas jangkauan pasar.

Reporter: Claranita Rossi

Editor: Fairuz Zain

Claranita Rossi

Tambahkan Komentar

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.